Kedatangan Pengunjung Balkondes Bergantung pada Pihak Lain
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sejumlah balai ekonomi desa (balkondes) di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, masih kesulitan untuk berpromosi dan mencari pengunjung sendiri. Kedatangan wisatawan ataupun pengunjung lebih sering dibantu oleh pihak lain, dan kunjungan pun belum bisa berlangsung kontinu setiap hari atau setiap minggu.
”Terkadang, dalam satu minggu kami kedatangan 100-200 tamu, tapi pernah juga dalam satu minggu kami tidak mendapatkan tamu sama sekali,” ujar Nur Faizah, pengelola Balkondes Tanjungsari, Rabu (20/3/2019). Padahal, Balkondes Tanjungsari hanya berjarak sekitar 3 kilometer dari Candi Borobudur.
Program pendirian balkondes adalah program yang diluncurkan Kementerian BUMN untuk menghidupkan pariwisata di desa-desa di sekitar Candi Borobudur. Sejak dimulai tahun 2016, saat ini 20 balkondes sudah ada, terbangun di 20 desa di Kecamatan Borobudur.
Balkondes Tanjungsari mulai dibuka, menerima wisatawan sejak tahun 2017. Nur mengatakan, pihaknya sebenarnya sudah berupaya melakukan promosi ke hotel, penginapan, sekolah-sekolah, serta melalui media sosial. Namun, selama ini, kedatangan wisatawan ke Balkondes Tanjungsari lebih banyak dibantu oleh salah satu komunitas mobil wisata di Kecamatan Borobudur.
Karena masih mengandalkan bantuan pihak lain tersebut, Nur mengatakan, pihaknya pun tidak bisa bebas menawarkan paket-paket wisata kepada tamu.
”Segala kegiatan tamu yang datang ke balkondes sudah diatur oleh pihak event organizer rombongan, serta dari komunitas. Kami hanya menuruti apa keinginan mereka,” ujarnya.
Sebagai desa yang memiliki potensi unggulan tahu dan madu, Nur mengatakan, pihaknya pun selalu menawarkan paket wisata berkeliling kepada para perajin tahu dan madu, serta sering pula menawarkan menu kuliner berbahan tahu. Namun, potensi unggulan itu kurang dilirik, dan bahkan menu kuliner tahu sering ditolak.
Kami siap memasak dan menghidang aneka menu tahu, tetapi rombongan yang datang justru meminta kelapa muda serta menu makanan berbahan ayam dan ikan.
Masih ada penolakan
Penolakan ini, menurut dia, terjadi dari kunjungan rombongan terakhir yang diterimanya pekan lalu. Nur mengatakan, pihaknya sudah menawarkan aneka menu, mulai dari makanan hingga minuman berbahan tahu, seperti wedang tahu dan pepes tahu, tetapi menu tersebut langsung ditolak pihak rombongan.
”Kami siap memasak dan menghidang aneka menu tahu, tetapi rombongan yang datang justru meminta kelapa muda serta menu makanan berbahan ayam dan ikan,” ujarnya.
Kelapa muda dan ikan tidak tersedia di Desa Tanjungsari, akhirnya terpaksa didatangkan dari desa lain.
Supatno, salah seorang anggota staf Balkondes Tanjungsari, mengatakan, kebanyakan tamu yang datang juga hanya melakukan kunjungan singkat dan jarang menginap. Biasanya mereka hanya datang untuk sekadar beristirahat, menikmati makanan ringan, atau makan.
Walhasil, tiga kamar homestay di Balkondes Tanjungsari telah lama kosong dan tidak dihuni tamu.
”Terakhir kali tamu menginap di Balkondes Tanjungsari pada November 2018 lalu,” ujarnya.
Hal serupa terjadi di Balkondes Kenalan. Karena masih didampingi Bank Mandiri, kebanyakan tamu yang datang menggelar acara dan menginap di balkondes adalah rombongan dari kantor cabang Bank Mandiri di beberapa tempat.
”Balkondes Kenalan pernah dikunjungi 30-40 tamu sehingga 10 kamar homestay dan ruangan di balai desa akhirnya menjadi tempat menginap. Namun, semua tamu tersebut berasal dari rombongan Bank Mandiri,” ujar Ahmad, pengelola Balkondes Kenalan. Balkondes Kenalan memiliki 10 kamar homestay yang bisa menampung 20-30 tamu.
Ahmad mengatakan, dirinya belum tahu apa yang akan dilakukan agar Balkondes Kenalan bisa menjadi tujuan wisatawan. Lokasi balkondes yang jauh dari Candi Borobudur, ditambah dengan kondisi jalan yang hanya selebar 3-4 meter, penuh tikungan naik turun, membuat dirinya kian pesimistis wisatawan akan mau datang berkunjung.
”Kalau toh mau dipromosikan, Balkondes Kenalan mungkin hanya cocok untuk wisatawan minat khusus, yaitu mereka yang betul-betul tidak mencari apa-apa kecuali suasana yang sepi,” ujarnya berkelakar.