Sumba Timur Satu-satunya Daerah di NTT yang Masih Berstatus KLB
Oleh
Kornelis Kewa Ama
·3 menit baca
WAINGAPU, KOMPAS - Kasus demam berdarah dengue di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur terus meningkat. Korban meninggal yang pada akhir Februari sebanyak 14 orang, dalam waktu dua pekan bertambah menjadi 16 orang. Hingga kini, Sumba Timur menjadi satu-satunya daerah di NTT yang masih mempertahankan status kejadian luar biasa DBD.
Pada akhir Februari, jumlah pasien DBD di Kabupaten Sumba Timur sebanyak 210 orang, sedangkan hingga Jumat (15/3/2019), bertambah menjadi 298 orang. Pemkab setempat telah melakukan segala upaya pencegahan sejak ditetapkan status kejadian luar biasa (KLB) DBD pada 28 Januari.
Direktur Rumah Sakit Imanuel dr Danny Christian dihubungi di Waingapu, Jumat (15/3) mengatakan, kasus DBD tahun ini jauh lebih mengkhawatirkan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sebab, pada periode sama tahun 2018, pasien DBD di Sumba Timur hanya sekitar 89 orang dan 2 orang meninggal.
“Anehnya kasus DBD di Sumba Timur cenderung meningkat, tetapi kabupaten/kota lain di Nusa Tenggara Timur sudah berkurang. Sejumlah pemda juga telah mencabut status kejadian luar biasa atau KLB. Namun, Sumba Timur masih berlanjut. Sampai kapan, tidak ada yang tahu,” kata Danny.
Ibu dan janin
Di antara 16 orang pasien yang meninggal di Waingapu, dua di antaranya Asnat Landu Tana (33) dan janinnya berusia tujuh bulan. Awalnya, Selasa (5/3), Asnat Landu Tana memeriksakan diri di Posyandu Desa Maranda Kecamatan Kambera, sekitar 6 km dari Waingapu.
Karena kondisinya sakit, petugas di Posyandu menyarankan Asnat untuk periksa di RSK Lindimara. Pihak RSK Lindimara memastikan korban positif menderita DBD, dan lalu merujuknya ke RSU Umbu Rara Meha.
Setelah dirawat satu malam di RSU Umbu Rara Meha, janin dalam kandungan Asnat meninggal, Jumat (8/3). Saat pihak rumah sakit hendak melakukan operasi guna mengeluarkan janin dari dalam rahim Asnat, kondisi sang ibu sangat lemah sehingga mesti ditunda. Pada Sabtu (9/3) sekitar pukul 04.00 Wita, Asnat pun akhirnya mengembuskan napas terakhir karena kekurangan trombosit.
Danny mengatakan, dengan status KLB, perhatian pemerintah, petugas medis, rumah sakit, Puskesmas, dibantu Polisi, TNI, dan Satpol PP terhadap DBD cukup tinggi. Masyarakat pun berinisiatif melakukan gerakan 3M di dalam rumah, luar rumah, dan setiap selokan air.
Upaya pengasapan di dalam rumah, halaman rumah, dan semak-semak juga telah dilakukan. Demikian pula pemberian bubuk abate. Akan tetapi, semua upaya tersebut belum optimal sehingga korban masih terus berjatuhan.
Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora mengatakan, jumlah pasien terkena DBD yang dilaporkan dari tiga rumah sakit di Waingapu sebanyak 600 orang. Hingga kini, yang masih dirawat berjumlah 37 orang.
“Sejak ditetapkan sebagai KLB 28 Januari 2019, kami telah melakukan segalanya, fogging, pemberian abate, dan pembagian kelambu. Mayarakat dikerahkan membersihkan halaman rumah setiap Jumat dan Sabtu bersama petugas kesehatan dan Satpol PP dibantu TNI dan Polri. Setiap genangan air dibuang atau dialirkan. Tetapi kasus ini belum juga menurun, bahkan cenderung meningkat,” kata Mbilijora.