Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Meteorologi Jatiwangi memprediksi puncak musim hujan di Cirebon, Jawa Barat, dan sekitarnya berlangsung bulan ini. Masyarakat pun diminta waspada dengan potensi cuaca ekstrem, seperti hujan deras disertai petir.
Oleh
Abdullah Fikri Ashri
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Meteorologi Jatiwangi memprediksi puncak musim hujan di Cirebon, Jawa Barat, dan sekitarnya berlangsung bulan ini. Masyarakat pun diminta waspada dengan potensi cuaca ekstrem, seperti hujan deras disertai petir.
“Puncak musim hujan berlanjut dari Februari hingga Maret. Curah hujan diprediksi mencapai 400 millimeter. Bulan April, curah hujan mengalami penurunan dari 300 milimeter hingga 100 milimeter per bulan,” ujar Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Meteorologi (BMKG) Jatiwangi Ahmad Faa Iziyn, Selasa (12/3/2019), saat dihubungi dari Cirebon. Pada Januari, tercatat curah hujan 266,2 milimeter.
BMKG Jatiwangi membawahkan Cirebon, Majalengka, Kuningan, dan Indramayu. Ahmad mengimbau masyarakat di daerah itu waspada dengan curah hujan tinggi. Sebab, berpotensi menimbulkan petir hingga puting beliung.
Sebelumnya, pada Senin (11/2) sore, dua warga Desa Sinarancang, Kecamatan Mundu, Cirebon, meninggal dunia setelah tersambar petir di area persawahan Blok Gengong. Korban adalah Amiruddin (17) dan Kaswari (20).
“Korban tersambar petir saat menggembala kerbau bersama 10 orang lainnya. Waktu itu, mendung, hujan, dan ada guntur. Tiba-tiba petir menyambar. Korban terpental sekitar 5 meter dan meninggal dunia di tempat. Lokasinya hanya berjarak sekitar 100 meter dari kandang kerbau,” ujar Kepala Desa Sinarancang Subandi. Korban tewas sempat dibawa ke RS Putra Bahagia sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
Korban tersambar petir saat menggembala kerbau bersama 10 orang
Menurut Subandi, kejadian nahas itu merupakan yang pertama dalam 30 tahun terakhir. Sebelumnya, seorang warga juga tewas setelah tersambar petir di lokasi yang sama. “Oleh karena itu, kami sudah mengimbau masyarakat agar tidak keluar rumah atau segera berteduh di ruangan jika ada hujan,” lanjutnya.
Ahmad mengatakan, petir dihasilkan awan cumulonimbus berwarna hitam keabu-abuan. Petir kerap terjadi pada musim hujan dengan kecepatan sambaran 0,2 detik. Temperatur sambaran petir bisa mencapai 10.000 derajat Celcius.
Untuk itu, lanjutnya, saat menghadapi tanda-tanda potensi petir, warga diimbau agar tidak berada di tempat terbuka, seperti sawah, taman, dan lapangan. “Segera masuk ke dalam ruangan. Jangan berlindung di bawah pohon, jauhi benda-benda tinggi, dan segera berhenti untuk berlindung jika sedang mengendarai sepeda motor,” ujarnya.