BANDA ACEH,KOMPAS - Rantai niaga yang panjang menyebabkan harga produk pertanian di pasaran jauh lebih tinggi dibandingkan harga jual di tingkat petani. Untuk itu Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh menggelar Pasar Tani.
Pasar khusus ini menjadi tempat transaksi antara petani sebagai produsen dengan pembeli atau konsumen secara langsung sehingga petani dan konsumen sama-sama diuntungkan. Pasar Tani digelar dua kali dalam sebulan.
Rabu (6/3/2019), Pasar Tani yang digelar di Jalan Teuku Nyak Makam, Lampineung, Banda Aceh itu ramai dikunjungi warga. Warga memburu dagangan yang dijajakan oleh petani. Produk yang dijual seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan makanan olahan berbahan hasil tani.
Para penjual di pasar itu adalah petani dan pelaku usaha kecil menengah. Produk yang dijual harus produk sendiri dan memenuhi standar kualitas sehingga aman bagi kesehatan saat dikonsumsi.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh Cut Huzaimah mengatakan pasar tani merupakan wadah untuk mempertemukan petani sebagai produsen dengan pembeli. Pasar tani untuk memutuskan mata rantai niaga produk pertanian. "Dengan demikian petani memperoleh keuntungan lebih besar dan konsumen mendapatkan harga yang lebih murah," kata Cut.
Jumlah petani dan pemilik usaha olahan pertanian yang berjualan di pasar itu sebanyak 80 orang. Produknya diseleksi agar memenuhi standar kualitas seperti produk organik dan bebas dari bahan pengawet.
"Nilai transaksi di pasar tani dalam sehari mencapai Rp 200 juta. Masih banyak petani yang ingin terlibat, namun tempat masih terbatas," kata Cut.
Ajang belajar
Di antara para pedagang itu terdapat stand milik Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian Saree, Aceh Besar. Di stand itu dijual sayur organik hasil tani siswa seperti jagung, sawi, dan lemon.
Guru pembimbing SMK PP Saree, Sukma menuturkan, pasar tani menjadi ajang bagi siswa berwirausaha. Pendapatan dari penjualan produk itu menjadi pemasukan bagi kelompok wirausaha siswa di sekokah itu. "Kami mengajarkan siswa untuk berwirausaha di sektor pertanian. Keberadaan pasar tani semakin memotivasi siswa," kata Sukma.
Pedagang lainnya Leni Susanti menjual jambu kristal tanpa biji. Jambu itu hasil budidaya keluarganya di Padang Tiji, Kabupaten Pidie. Jambu dijual Rp 25.000 per kilogram. Dia membawa 100 kg untuk dijual di pasar tani. Selama satu jam sejak dibuka, 50 kg sudah terjual. "Biasanya terjual semua. Rencana kami mau kembangkan kebun jambu menjadi lokasi wisata," kata Leni.
Halimah salah seorang pembeli mengatakan pasar tani sangat bermanfaat bagi warga sebab harga barang lebih murah dan kualitas. Dia berharap pasar tani digelar lebih sering.