Pembacokan Anggota Satpol PP Tak Menyurutkan Pengawalan Pasar Keputran
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pembacokan terhadap seorang anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surabaya di Pasar Keputran tidak menyurutkan pengawalan terhadap kawasan itu. Korban Tri Setia Bakti, warga Bagong Ginayan Surabaya dibacok pada Selasa (26/2/2019) malam saat siaga di sekitar pasar sayur-mayur itu sehingga mengalami luka robek di lengan kirinya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini prihatin atas kejadian yang menimpa salah satu anggota Satpol PP Surabaya itu. Ia pun memastikan bahwa kejadian itu sudah dilaporkan kepada pihak kepolisian untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
”Kasus ini dilanjutkan dan sudah dilaporkan kepada kepolisian. Lagi pula siapa pelaku sudah ada karena terekam oleh kamera pemantau (CCTV) yang ada di sekitar lokasi kejadian,” kata Risma di rumah dinas wali kota, Rabu (27/2/2019).
Perempuan yang juga menjabat Presiden United Cities Local Government (UCLG) Asia Pasifik ini juga memastikan bahwa pelaku pembacokan itu saat ini sedang melarikan diri ke luar Kota Surabaya. Hal itu bisa diketahui berdasarkan CCTV pemkot yang sudah memiliki sistem face recognition sehingga saat ini jajaran Pemkot Surabaya dan pihak kepolisian sudah mengetahui wajah pelakunya.
”Pemkot Surabaya sudah memiliki face recognition, jadi pergerakan seseorang bisa dipantau dan baru bisa ditangkap jika yang bersangkutan kembali memasuki wilayah Surabaya,” ujarnya.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga memastikan bahwa kasus tersebut tidak akan membuatnya mundur untuk melakukan pengawalan di Pasar Keputran. Pengawalan di sekitar Pasar Keputran memang rutin dilakukan oleh Satpol PP sejak pukul 21.00 hingga pagi sekitar pukul 05.00 WIB. Kendaraan operasional Satpol PP diparkir di sejumlah lokasi, yakni di Jalan Kayun, Jalan Basuki Rahmad, dan Jalan Keputran.
Pengawalan rutin di tiga titik tersebut dilakukan agar tidak ada pedagang berjualan di badan jalan dan trotoar. Dengan kehadiran petugas Satpol PP setiap malam, kendaraan bongkar muat sayur-mayur tidak parkir sembarangan, termasuk pembeli harus belanja di dalam pasar.
Jadi, kata Risma, untuk mengantisipasi kejadian serupa, pihaknya akan meminta bantuan pengamanan dari Garnisun dan kepolisian ketika hendak melakukan patroli di Pasar Keputran. ”Tadi saya sampaikan ke Kasatpol PP Irvan Widyanto agar minta untuk pengaman penjaga karena anggota Satpol PP tidak bisa bawa senjata,” ungkapnya.
Ia menambahkan, Pemkot Surabaya sebenarnya tidak langsung mematikan usaha atau perdagangan mereka. Namun begitu, semuanya harus diatur dan semuanya harus dijaga supaya ”Kota Pahlawan” ini terus aman. Seperti beberapa kejadian, masih saja ada pedagang menurunkan barang di Jalan Pemuda.
”Tindakan itu tidak bisa lagi karena semua sudah ada aturannya. Jika tidak mau mengikuti aturan, nanti rusak kota ini,” ujar Risma.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Surabaya Irvan Widyanto memastikan peristiwa pembacokan di Pasar Keputran itu tidak akan menyurutkan nyali Satpol PP Surabaya untuk melakukan pengawalan agar kawasan itu tertib. Justru sebaliknya, ia mengaku akan semakin meningkatkan pengamanan dan penertiban di Pasar Keputran.
”Kami akan terus menjalankan perintah Bu Wali Kota untuk terus menjaga dan menertibkan Pasar Keputran agar pedagang tidak meluber ke luar dan mengganggu ketertiban umum. Kami justru akan meningkatkan penertiban dan penjagaan,” kata Irvan.
Irvan lantas menjelaskan kronologi pembacokan anggotanya itu. Awalnya, korban bersama anggota Satpol PP yang lain melakukan patroli rutin pengamanan dan penertiban di Pasar Keputran. Selama ini, khusus untuk bongkar muat barang dagangan ditetapkan pada pukul 22.00 WIB dan itu harus dilakukan di depan pasar.
Namun, sekitar pukul 20.00, ternyata ada dua pikap yang melakukan bongkar muat sayur di Jalan Keputran. Padahal saat itu masih digunakan jalan umum sehingga dikhawatirkan menyebabkan kemacetan. Maka, saat itu korban dan petugas Satpol PP lainnya menghampiri pikap itu dan memeriksa identitas pengemudinya.
”Secara tiba-tiba salah satu pemilik dagangan sayur yang melakukan bongkar muat itu tidak terima saat diperingatkan, kemudian dia mengeluarkan senjata tajam dan menyabetkan ke arah anggota kami, lantas anggota berhasil menangkisnya sehingga dia mengalami luka di lengannya,” katanya dia.
Akhirnya, korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Soewandhi untuk dilakukan pengobatan dan dilakukan visum. Saat ini, kasus pembacokan ini sudah dilaporkan dan ditangani kepolisian.