SURABAYA, KOMPAS – Umat Katolik yang berada di bawah Keukupan Semarang, Keuskupan Surabaya, Keuskupan Bogor memebrikan bantuan berupa 186 unit rumah kepada warga di Desa Loloan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Selain rumah untuk tempat tinggal, bantuan juga diwujudkan dengan mengalirkan air dari sumber mata air sekitar satu kilometer ke lokasi terdekat dengan permukiman penduduk.
Vikjen Keuskupan Surabaya RD Eko Budi Susilo di Surabaya, Minggu (17/2/2019) mengatakan, dia bersama beberapa perwakilan dari Keuskupan Denpasar pada Rabu (13/2/2019) meninjau langsung sekaligus menyerahkan bantuan rumah untuk tempat tinggal penduduk Desa Loloan, yang menjadi korban gempa.
Jadi rumah yang dibangun itu milik penduduk setempat yang rusak berat ketika gempa mengguncang wilayah Lombok, Bali dan Sumbawa pada Minggu (29/7/2018) pukul 05.47. Desa Loloan, salah satu dari dua desa di Kecamatan Bayan yang mengalami kerusakan bangunan terutama rumah paling banyak. “Di Desa Loloan banyak rumah penduduk roboh, dan itu yang dibangun kembali menggunakan sumbangan umat Katolik dari empat Keuskupan,” katanya.
Pembangunan rumah kata Vikjen Keuskupan Surabaya itu tidak sepenuhnya dibiayai dari sumbangan tersebut. “Pengerjaan perbaikan atau pembangunan rumah yang digarap oleh tim dari Keuskupan Denpasar, juga dibantu oleh penduduk setempat, termasuk memanfaatkan material bangunan seperti kusen dan kayu-kayu dalam membangun rumah,” ujarnya.
Bantuan untuk setiap rumah berbeda-beda karena ada rumah yang lantainya masih bagus sehingga tak perlu diganti, Ada juga yang roboh namun beberapa material seperti kusen dan atap masih bisa dipakai. “Namun umumnya seluruh rumah yang dibangun terutama dingding baru siap untuk dihuni kembali.
Warga desa pun kini tak lagi sulit mencari air bersih karena sudah dialirkan dari sumber mata air sejauh 1 kilometer ke dekat permukiman. “Tempat mendapatkan air dibangun di beberapa lokasi, bukan dialirkan langsung ke rumah penduduk,” kata Eko Budi Susilo.