KUPANG, KOMPAS- Sudah saatnya perempuan Nusa Tenggara Timur bangkit dari keterpurukan dan meraih masa depan yang lebih baik terutama di sektor politik, hukum, ekonomi, dan kebudayaan. Perempuan jangan rendah diri dan tak berdaya, dan terlalu bergantung pada suami atau kaum pria. Sifat kodrati perempuan bisa membawa NTT jauh lebih maju dari sekarang.
Bupati Rote Ndao Paulina Haning Bulu di Kupang, Jumat, (15/2/2019) mengatakan, perempuan NTT memiliki sumber daya yang cukup kuat, dan bisa bersaing di dunia politik. Secara akademik, perempuan NTT cerdas, setara dengan pria NTT tetapi secara mental, perempuan tetap merasa tak berdaya, dan masih ada ketergantungan penuh pada kaum pria.
“Saya terpilih menjadi bupati, bukan karena suami sebelumnya adalah bupati. Semata-mata saya merasa bisa menjadi pemimpin, setelah melihat, mendengar dan menyaksikan apa yang dikerjakan suami, juga anggota DPRD. Saya berkesimpulan, kaum perempuan justru jauh lebih teliti, peduli, dan sayang terhadap masyarakat,” kata Paulina.
Menurut Paulina perempuan NTT sama cerdas dengan kaum pria, tetapi secara mental, perempuan masih jauh tertinggal. Dominasi kaum pria di dalam keluarga sejak masa kecil, terlalu tinggi. Segala sesuatu yang dilakukan perempuan selalu dilarang dan dibatasi oleh orangtua dan saudara laki-laki sehingga perempuan menjadi minder dan tak percaya diri.
Kondisi seperti ini tidak boleh membuat perempuan tetap berada pada posisi nomor dua. Saatnya perempuan bangkit dan berjuang melawan dominasi kaum pria. Langkah pertama, dimulai dari diri sendiri. Perempuan berani mengalahkan kekurangan pada dirinya sendiri, untuk tampil di depan publik.
Selain itu, dukungan orang terdekat seperti orangtua, suami atau anak-anak pun sangat penting. Tidak hanya dukungan moril, tetapi dukungan finansial pun dibutuhkan bagi seorang perempuan untuk berkarya di dunia politik.
“Perempuan tidak hanya mengandalkan kecantikan tetapi juga kekuatan, kecerdasan, dan kemampuan untuk menghadapi setiap tantangan atau kesulitan. Jangan mengalah pada tantangan tetapi berjuang untuk mengalahkan tantangan demi sebuah kemenangan,”katanya.
Sifat kodrati perempuan, yang selalu teliti, ramah, peduli, sayang, dan jujur bisa membawa perubahan NTT saat mereka memimpin. NTT sebagai daerah sedang berkembang, membutuhkan pemimpin yang lebih banyak menampilkan gaya yang lemah lembut dan memahami kondisi masyarakat, kemudian berjuang membangun bersama masyarakat. Sifat –sifat ini bisa membuat NTT jauh lebih maju dari sekarang.
Soal pembangunan Rote Ndao ke depan ia mengatakan, melanjutkan apa yang sudah dijalankan bupati sebelumnya. Tetapi langkah pertama, konsolidasi dengan semua pihak terutama lawan-lawan politik dalam Pilkada di Rote Ndao, 17 Juli 2018. Selanjutnya konsolidasi secara internal birokrasi.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak NTT, Erni Usboko mengatakan, ada kemajuan perempuan NTT di berbagai bidang dalam 20 tahun terakhir. Mereka sudah menempati sejumlah posisi strategis, yang sebelumnya hanya dikuasai kaum pria.
“Ada yang menjadi anggota DPRD, kepala dinas, dokter, tentara, polisi, wakil bupati, dan bahkan bupati. Ke depan, diupayakan agar perempuan NTT lebih banyak lagi terjun di dunia politik terutama anggota DPRD, yang tidak lama lagi segera digelar,”kata Erni.