DENPASAR, KOMPAS — Gubernur Bali I Wayan Koster mengapresiasi keberanian Kepala Kepolisian Daerah Bali Inspektur Jenderal Petrus R Golose meluncurkan buku berjudul Gebrakan: Inovasi dan Aktualisasi dari Bali. Bagi Koster, buku ini mampu memberi contoh dan menjadi bekal untuk generasi milenial, termasuk polisi milenial.
”Buku Gebrakan ini dapat diduga isinya karena saya tahu sejak beliau menjabat sebagai Kapolda Bali, banyak perubahan yang telah terjadi di Bali. Yang paling dirasakan adalah berkurangnya atribut preman yang dulunya menghiasi jalanan serta ditutupnya salah satu tempat hiburan malam yang menjadi tempat peredaran narkoba,” kata Koster pada peluncuran buku itu di Hotel Aston, Denpasar, Kamis (14/2/2019).
Menurut dia, keberanian Kapolda Bali memberantas narkoba dan premanisme patut diapresiasi. Mengenai pemberantasan praktik premanisme, lanjutnya, dampaknya dirasakan masyarakat.
Praktik premanisme tidak hanya berkembang di kota, tapi juga sudah masuk ke desa-desa. Ada yang menjadi kurir hingga pemasok narkoba yang mengawatirkan bagi kelangsungan masyarakat Bali, khususnya generasi muda, serta merusak tatanan budaya.
Gebrakan dari Kapolda Bali itu terangkum dalam konsep yang disebut PRG, yaitu singkatan dari populis, reformis, dan good governance (tata pemerintahan yang baik). Hal itu dinilai Koster cocok dengan Bali.
Hal ini juga sejalan dengan tujuan Polri untuk melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat. Koster pun berharap buku tersebut memotivasi para pemimpin masa depan yang kini merupakan generasi milenial di Bali.
Petrus Golose pun berterima kasih atas apresiasi Gubernur Bali terhadap bukunya. ”Buku ini perjalanan selama di Bali sejak tahun 2017. Harapannya, buku ini dapat memotivasi para generasi milenial, termasuk polisi milenial,” ujarnya.
Dia melanjutkan, ”Dalam buku ini saya ingin memberikan pesan bahwa Bali tempatnya toleransi, Bali tempatnya kerja bersama antarumat, Bali tempatnya apa pun itu dengan penuh damai dari negara mana pun.”
Beberapa waktu lalu, lembaga riset MarkPlus Insight melaksanakan survei mengenai persepsi masyarakat tentang kepolisian. Berdasarkan hasil survei tersebut, Polri mendapatkan kepercayaan publik yang sangat tinggi.
Artinya, masyarakat Bali memiliki tingkat kepuasan tinggi atas pelayanan Polda Bali.
Hasil survei tersebut menyatakan Polda Bali mendapatkan indeks kepuasan 88,53 persen dan indeks kepercayaan 92,81 persen. Artinya, masyarakat Bali memiliki tingkat kepuasan tinggi atas pelayanan Polda Bali.
Survei yang dilakukan MarkPlus Insight ini melibatkan 29.250 responden acak yang berada di wilayah hukum 34 polda dan 461 polres seluruh Indonesia. Kriteria responden adalah warga yang berumur di atas 18 tahun, memiliki KTP Indonesia, sebisa mungkin berpendidikan SMA atau sederajat, dan tidak memiliki keluarga yang bekerja di kepolisian.
Kepala Bidang Humas Polda Bali Komisaris Besar Hengky Widjaja menjelaskan, ada empat dimensi atau tolok ukur yang digunakan lembaga survei itu, yakni kinerja, kultur, media, dan isu terkini.