Instansi Diminta Nyatakan Banten Aman Dikunjungi Wisatawan
Kementerian Pariwisata meminta berbagai instansi terkait untuk menyatakan pesisir yang terdampak tsunami di Banten, aman untuk dikunjungi. Okupansi penginapan di pesisir itu masih sangat rendah setelah tsunami melanda Banten.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
PANDEGLANG, KOMPAS – Kementerian Pariwisata meminta berbagai instansi terkait menyatakan pesisir yang terdampak tsunami di Banten, aman untuk dikunjungi. Okupansi penginapan di pesisir itu masih sangat rendah setelah tsunami melanda Banten.
Menteri Pariwisata Arief Yahya di sela Jambore Kelompok Sadar Wisata Banten dan Himpunan Pramuwisata Indonesia Banten di Mutiara Carita Hotel and Cottages, Kabupaten Pandeglang, Banten, Selasa (12/2/2019), mengatakan, okupansi penginapan di kabupaten tersebut saat ini kurang dari 10 persen.
“Sebelum tsunami, okupansi itu sekitar 60 persen. Kami ingin kondisi Banten tak lagi dianggap, dalam bahasa awamnya, darurat,” ujarnya. Karena itu, Arief sudah meminta jajarannya membantu agar surat dari berbagai instansi yang menyatakan situasi Banten tak darurat, dikeluarkan pada Februari ini.
“Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) bisa ikut merumuskan daerah-daerah yang aman untuk wisatawan,” ujarnya. Pemerintah Provinsi Banten juga bisa merilis pernyataan bahwa destinasi-destinasi wisata di Kabupaten Pandeglang dan Serang, aman untuk dikunjungi.
Pemprov Banten juga bisa merilis pernyataan bahwa destinasi-destinasi wisata di Kabupaten Pandeglang dan Serang, aman untuk dikunjungi.
Jika perlu, Pemprov Banten dapat mengusulkan agar Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan tersebut. Namun, langkah itu tak menghambat pemulihan Banten. “Pernyataan bahwa Banten aman perlu dikemukakan tapi semua dukungan untuk pemulihan tetap diterima,” katanya.
Sebelumnya, tsunami melanda Banten dan Lampung, Sabtu (22/12/2018). Pandeglang termasuk kabupaten yang paling parah dihantam tsunami. Kabupaten Serang juga terkena dampak gelombang dahsyat tersebut. Longsoran Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda diduga menjadi penyebab tsunami itu.
Arief mengatakan, sejak tsunami terjadi, dia berencana datang ke Banten setiap bulan setidaknya hingga April 2019 untuk mendukung pemulihan pariwisata di Kabupaten Pandeglang dan Serang. Sebelumnya, Arief sudah datang ke Kabupaten Serang, Jumat (11/1/2019).
Pemilik Mutiara Carita Hotel and Cottages Boedi Mranata mengatakan, bahaya karena aktivitas Gunung Anak Krakatau, sudah jauh berkurang. “Wisatawan-wisatawan tak perlu mengkhawatirkan gunung itu. Kami berharap pariwisata Banten segera bangkit,” katanya.
Menurut Boedi, sebelum tsunami terjadi, okupansi Mutiara Carita Hotel and Cottages sekitar 60 persen dan saat ini kurang dari 5 persen. “Dampak tsunami kami tunda selama mungkin. Kami belum mengurangi karyawan. Jam kerja juga tetap normal,” ucapnya.
Deny Mardiono, Kepala Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, menyilakan masyarakat jika hendak berwisata ke Banten. Jarak Gunung Anak Krakatau dengan Banten dianggap aman, sekitar 40 kilometer.