PALEMBANG,KOMPAS—Tanah longsor sepanjang 25 meter menutup ruas jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Lahat di Sumatera Selatan dengan Bengkulu, Senin (11/2/2019). Longsor berada di Dusun Genting, Desa Sindang Panjang, Kecamatan Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat. Jalur sempat tertutup sekitar empat jam
Kepala Kepolisian Resor Lahat Ajun Komisaris Besar Ferry Harahap mengatakan, longsor terjadi sekitar pukul 13.30 akibat hujan dengan intensitas tinggi. Tertutupnya jalan, sempat menyebabkan kemacetan panjang. Namun tidak menyebabkan korban jiwa.
Ferry mengutarakan, setelah mendapatkan laporan terkait kejadian itu, pihaknya langsung menerjukan petugas untuk mengatur lalu lintas. Sementara, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) V Palembang menurunkan alat berat untuk menyingkirkan tanah dari ruas jalan nasional tersebut. Jalan akhirnya bisa dilewati sekitar pukul 17.30.
Dalam satu bulan terakhir, tanah longsor sudah terjadi dua kali di Kabupaten Lahat. Sebelumnya longsor membuat jalan yang menghubungkan Kota Pagar Alam- Lahat juga ambles.
Dua hari setelah kejadian, jalan sudah bisa dilalui dengan dibangunnya jalan sementara yang masih berupa tanah merah. “Sekarang masih dalam proses pemadatan, kemungkinan pembangunan jalan permanen akan dilakukan setelah musim hujan,” ucap Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Sumatera Selatan Dharma Budi
Di tempat itu juga dipasang box culvert (gorong-gorong) sehingga air tidak langsung mengucur ke bawah permukaan jalan tapi dialihkan ke saluran yang lain. Air di bawah permukaan jalan itu diduga yang menyebabkan ruas Pagar-Alam-Lahat, ambles.
Dharma mengatakan, beberapa daerah di Sumatera Selatan memang rawan longsor. Kerawanan terutama ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Lahat, Pagar Alam, dan Empat Lawang.
Alat berat telah disiapkan di lokasi rawan longsor itu untuk bersiaga membersihkan material longsor sehingga arus lalu lintas tidak lama terganggu.
Dharma mengatakan, siaga longsor akan dilakukan sampai April 2019. Namun puncaknya diperkirakan sudah terlewati yakni di bulan November dan Desember 2018 lalu. “Namun demikian, kami tetap waspada,” kata Dharma.