BANDAR LAMPUNG, KOMPAS Bank Indonesia Lampung bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Lampung Barat guna meningkatkan kualitas kopi robusta. Langkah itu diwujudkan lewat pemberian mesin pengolahan pascapanen dan pendampingan ilmu petani kopi.
”Kami ingin ikut mendorong kemampuan petani mengolah kopi,” kata Kepala Kantor Bank Indonesia Lampung Budiharto Setyawan di Liwa, Lampung Barat, Jumat (8/2/2019).
Berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Peternakan Lampung Barat tahun 2018, luas areal kopi robusta mencapai 53.976 hektar dengan produksi hingga 52.058 ton. Kopi itu digarap 850 kelompok.
Budiharto mengatakan, BI Lampung menganggarkan Rp 210 juta untuk bantuan itu. Wujudnya, antara lain, berupa mesin sortir, pengupas kulit, penyangrai, dan mesin penggiling kopi untuk petani Lampung Barat, Tanggamus, dan Way Kanan.
Di Lampung Barat, banyak petani belum menerapkan panen petik merah. Petani juga tidak melakukan sortir kopi dan masih menjemurnya di atas tanah. Akibatnya, kualitas kopi rendah dan harga jualnya murah.
Selain itu, BI Lampung juga akan memberi pendampingan dan pelatihan pengolahan pascapanen yang tepat. Petani diharapkan mendapat nilai tambah lewat penjualan kopi bubuk berkualitas. ”Media sosial juga akan dioptimalkan agar kopi petani semakin dikenal,” kata Budiharto.
M Yusuf, Ketua Kelompok Tani Muda Margo Rahayu, Desa Tambak Jaya, Kecamatan Way Tenong, mendapat bantuan sejumlah mesin untuk proses pascapanen. ”Bersama pendampingan ilmu, kami yakin semuanya bisa meningkatkan kualitas kopi,” katanya.
Bupati Lampung Barat Parosil mengapresiasi langkah ini. Dia berharap bantuan pendampingan BI memacu semangat petani mengolah kopi.
Sekolah kopi
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Lampung Barat Agustanto Basmar mengatakan tengah menyiapkan program sekolah kopi.
Tahun ini, Pemkab Lampung Barat sudah menyiapkan lahan seluas 4,9 hektar untuk membangun sekolah itu dan kebun percobaannya.
Pemerintah juga mengalokasikan anggaran Rp 2,1 miliar untuk membangun gedung pelatihan. Pelatihannya ditargetkan dimulai Desember 2019.
”Kami juga akan memasukkan pengolahan kopi dalam kurikulum SMK. Tahun ini mulai diterapkan di SMK Negeri 1 Kebun Tebu, Lampung Barat,” katanya. (VIO)