"Hidden Canyon" Desa Guwang Tawarkan Pesona Geologi
Obyek wisata Hidden Canyon di Desa Guwang, Kabupaten Gianyar, Bali, tak lagi hanya mengunggulkan pesona tebing tinggi yang cocok untuk wisata petualangan. Desa tersebut mengembangkan penawaran wisata baru, yakni sebagai wisata petualangan dan geologi.
Oleh
Ayu Sulistyowati
·2 menit baca
GIANYAR, KOMPAS-Obyek wisata Hidden Canyon di Desa Guwang, Kabupaten Gianyar, Bali, tak lagi hanya mengunggulkan pesona tebing tinggi yang cocok untuk wisata petualangan. Desa tersebut mengembangkan penawaran wisata baru, yakni sebagai wisata petualangan dan geologi.
Wisata geologi ini diperkuat dengan dirilisnya penelitian dari Badan Geologi, Kementerian ESDM, mengenai tebing dindinG Hidden Canyon. Dinding tersebut merupakan lapisan-lapisan material letusan Gunung Batur, Kabupaten Bangli, sekitar 30.000 tahun yang lalu dan 20.000 tahun yang lalu.
"Warga Guwang semakin bangga dengan adanya penemuan ini. Ternyata, Hidden Canyon ini istimewa karena menyimpan bebatuan yang menjadi saksi letusan besar Gunung Batur. Maka, hal ini menambah wawasan serta penawaran obyek wisata petualangan dab geologi," kata Bendesa Adat Pakraman Guwang I Ketut Karben Wardana, di Guwang, Selasa (5/1/2019).
Ia berharap, peneliti Badan Geologi dapat memberikan pencerahan bagi seluruh pramuwisata Hidden Canyon. Hal ini penting agar para pramuwisata dapat lebih baik menjelaskan kepada wisatawan yang datang.
Hidden Canyon berlokasi sekitar 10 kilometer dari Kota Denpasar. Jarak dari Gunung Batur tercatat sekitar 70 kilometer ke arah selatan.
Wisata Hidden Canyon awalnya dikenal warga bernama wisata Watu Keled (batu-batu yang mepet atau celah sempit). Tahun 2015, destinasi tersebut disepakati warga setempat bernama Hidden Canyon. Nama ini berasal dari turis asing yang menuliskan keindahan batuan tersebut dan menyebutnya Hidden Canyon.
Sejak berubah nama, destinasi tersebut semakin ramai dikunjungi turis asing dan domestik. Rata-rata per bulannya tercatat 200 orang dengan tiket masuk Rp 100.000 per orang dengan berkelompok didampingi pramuwisata.
Jika musim hujan, ketinggian air bisa mencapai lebih dari dua meter. Karenanya, pengelola akan menutup sementara obyek wisata dengan alasan berbahaya untuk petualangan.
Sekretaris Badan Geologi yang juga salah satu peneliti di Guwang, Antonius Ratdomopurbo menjelaskan dinding batuan di Hidden Canyon merupakan hal penting dari penelitian bagaimana letusan Gunung Batur 20.000 tahun dan 30.000 tahun lalu yang meninggalkan kaldera (diameter kawah lebih dari 2.000 meter).
"Penelitian sebelumnya belum menemukan dinding ini. Tiga tahun belakangan penelitian Batur menemukan dinding ini dan semakin memperjelas penelitian sebelumnya," kata Purbo.
Bahkan, lanjut Purbo, Hidden Canyon bisa saja tak hanya menunjukkan sejarah Batur. Batuan paling dasar Hidden Canyon diduga merupakan bebatuan yang mampu menceritakan bagaimana asal mula Pulau Bali ini terbentuk.