Trans Jayapura-Wamena Putus, Ekonomi Pegunungan Tengah Terganggu
Oleh
Fabio Costa
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Satu-satunya akses jalan Trans Papua penghubung Jayapura ke wilayah pegunungan terputus sejak Minggu (3/2/2019). Kondisi ini disebabkan rusaknya salah satu jembatan di kilometer 383, Kabupaten Yalimo, akibat diterjang banjir.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Papua Osman Marbun dihubungi di Jakarta, Senin (4/2/2019) membenarkan akses Jalan Trans Jayapura-Wamena yang terputus akibat kerusakan jembatan di wilayah Yalimo.
Ia mengatakan, curah hujan berintesitas tinggi terjadi sejak 28 Januari. Puncaknya, hujan deras selama belasan jam sepanjang hari Minggu. “Banjir yang membawa lumpur dan kayu menghantam jembatan setinggi delapan meter di atas permukaan Sungai Yahuli hingga terputus. Akibatnya, arus transportasi dari Jayapura ke Yalimo dan Jayawijaya terputus,” ungkap Osman.
Ia menuturkan, pihak balai jalan bersama kontraktor yang menangani ruas tersebut akan berupaya memperbaiki jembatan di Kilometer 383 agar kembali berfungsi secepat mungkin. Pasalnya, ruas Jalan Trans Jayapura-Wamena merupakan infrastruktur penopang aktivitas ekonomi di wilayah pegunungan tengah Papua.
“Banjir yang membawa lumpur dan kayu menghantam jembatan setinggi delapan meter di atas permukaan Sungai Yahuli hingga terputus. Akibatnya, arus transportasi dari Jayapura ke Yalimo dan Jayawijaya terputus.” (Osman-Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Papua)
Terputusnya jalan Trans Jayapura-Wamena sepanjang 585 kilometer mengganggu distribusi barang ke delapan kabupaten di Pegunungan tengah Papua. Dalam sehari, sekitar 200 kendaraan seperti truk melintasi jalur tersebut dengan membawa bahan material bangunan dan kebutuhan pokok.
Ruas jalan ini melintasi Kota Jayapura, Kabupaten Keerom, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Yalimo dan berakhir di Kabupaten Jayawijaya, yang merupakan pusat ekonomi pegunungan tengah Papua. Dari Jayawijaya, barang kebutuhan pokok dapat didistribusikan ke sejumlah kabupaten, yakni Tolikara, Lanny Jaya, Mamberamo Tengah, Nduga, dan Puncak Jaya.
“Proses pengerjaan jembatan ini diperkirakan memakan waktu hingga tiga bulan karena kami harus mendatangkan bahan baku dari Jayapura. Mudah-mudahan pembangunan bisa dituntaskan secepatnya,” tutur Osman.
Anggota Dewan Perwakilan Provinsi Papua Thomas Sondegau berpendapat, Jalan Trans Jayapura-Wamena merupakan salah satu fasilitas yang mendukung program Nawacita. Sejumlah harga barang di wilayah pegunungan tengah Papua mengalami penurunan drastis. Misalnya satu zak semen yang sebelumnya Rp 700.000 turun menjadi Rp 300.000.
Sebelum kehadiran jalan tersebut, lanjut Thomas, pengiriman barang dari Jayapura ke seluruh wilayah pegunungan hanya menggunakan pesawat. Biaya pengangkutan barang bisa mencapai Rp 30.000 per kilogram. Hal ini berdampak pada harga barang kebutuhan di kawasan tersebut.
“Kami berharap pihak balai jalan dapat menuntaskan pembangunan jalan tersebut secepat mungkin. Sebab, masyarakat sangat terbantu sejak kehadiran jalan tersebut sejak awal tahun lalu,” harap Thomas.
[caption id="attachment_9868733" align="alignnone" width="1024"] Pengerjaan jalan trans-Papua ruas Jayapura-Wamena di Distrik Benawa, Kabupaten Yalimo, Papua, Sabtu (8/9/2018).[/caption]
“Kami berharap pihak balai jalan dapat menuntaskan pembangunan jalan tersebut secepat mungkin. Sebab, masyarakat sangat terbantu sejak kehadiran jalan tersebut sejak awal tahun lalu.” (Thomas Sondegau-Dewan Perwakilan Provinsi Papua)
Faktor cuaca
Sebelumnya Balai Besar Pelaksanaan Jalan Pelaksanaan Nasional XVIII Papua juga menutup sementara Jalan Trans Jayapura-Wamena sejak 18-20 Januari. Hal ini disebabkan adanya 12 titik kerusakan jalan akibat tingginya curah hujan.
Titik-titik kerusakan tersebar mulai Kilometer 284 hingga Kilometer 319. Terdapat dua titik jalan dengan kerusakan terberat yakni Kilometer 310 dengan panjang kerusakan mencapai 600 meter dan Kilometer 319 dengan panjang kerusakan 400 meter.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura Petrus Demon Sili menjelaskan, Yalimo termasuk tujuh kabupaten di kawasan pegunungan tengah Papua yang diperkirakan dilanda hujan dengan intensitas tinggi hingga akhir Februari. Enam kabupaten lain adalah Jayawijaya, Mamberamo Tengah, Lanny Jaya, Yahukimo, Nduga dan Tolikara.
"Berdasarkan analisis kami, curah hujan di tujuh kabupaten ini berkisar 300 hingga 500 milimeter. Kondisi curah hujan dengan intensitas ringan berada di bawah 200 milimeter per bulan. Kami menghimbau warga di daerah-daerah ini waspada bencana alam," papar Petrus.