Perselisihan di Dekat Masjid Jogokariyan Diselesaikan secara Kekeluargaan
Oleh
Haris Firdaus
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Perselisihan yang terjadi di dekat Masjid Jogokariyan, Kota Yogyakarta, Minggu (27/1/2019), telah diselesaikan secara kekeluargaan. Kedua pihak yang sempat berselisih memutuskan berdamai. Polisi berharap tidak ada pihak yang mencoba mengambil keuntungan dari peristiwa itu.
”Kami menyatakan, permasalahan di sekitar Masjid Jogokariyan yang terjadi hari Minggu kemarin sudah selesai. Tidak ada lagi permasalahan,” kata Kepala Bidang Humas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Komisaris Besar Yuliyanto, Kamis (31/1/2019) di Markas Kepolisian Resor Kota (Polresta) Yogyakarta.
Perselisihan di dekat Masjid Jogokariyan terjadi pada Minggu sekitar pukul 16.00. Berdasarkan keterangan takmir Masjid Jogokariyan, saat itu baru saja digelar acara pengajian dan pembagian kebutuhan pokok untuk masyarakat tak mampu di masjid yang berlokasi di Kecamatan Mantrijeron tersebut. Seusai acara, tiba-tiba terjadi pelemparan batu oleh sekelompok orang mengendarai sepeda motor.
Kelompok yang melakukan pelemparan batu itu datang dari sisi barat masjid. Melihat aksi pelemparan batu tersebut, sejumlah warga sekitar kemudian berkumpul untuk melawan dan berupaya mengusir orang-orang yang melempar batu itu.
Setelah sekitar 30 menit, warga akhirnya berhasil mengusir kelompok yang melakukan pelemparan batu. Kasus ini mendapat perhatian luas setelah video rekaman peristiwa tersebut menyebar melalui berbagai kanal media sosial.
Kami menyatakan, permasalahan di sekitar Masjid Jogokariyan yang terjadi hari Minggu kemarin sudah selesai. Tidak ada lagi permasalahan.
Yuliyanto menjelaskan, pada Minggu malam, telah dilakukan mediasi di Kantor Kecamatan Mantrijeron untuk mempertemukan kedua pihak yang berselisih. Mediasi tersebut diinisiasi Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Mantrijeron. Dalam mediasi itu, tokoh dari kelompok yang diduga melakukan pelemparan batu telah meminta maaf kepada takmir Masjid Jogokariyan.
Dalam mediasi tersebut juga ada kesepakatan untuk menghadirkan seorang tokoh yang diduga terlibat aksi pelemparan batu guna meminta maaf secara langsung kepada takmir Masjid Jogokariyan. Untuk memenuhi kesepakatan itu, digelar pertemuan kedua pada Rabu (30/1/2019) malam di Kantor Kecamatan Mantrijeron.
”Alhamdulillah, tadi malam semua sudah selesai dengan clear (jelas),” ujar Yuliyanto. Dengan demikian, perselisihan di dekat Masjid Jogokariyan dinyatakan telah selesai dan tidak akan dibawa ke ranah hukum. Apalagi, menurut Yuliyanto, tidak ada laporan kepada polisi terkait perselisihan tersebut.
Yuliyanto berharap tidak ada pihak yang mencoba mengambil keuntungan dari peristiwa yang terjadi di dekat Masjid Jogokariyan. ”Saya harapkan, tidak ada lagi pihak-pihak, siapa pun itu, yang mencoba mengambil keuntungan dari peristiwa Jogokariyan sebab masyarakat Jogokariyan dan semua pihak yang terlibat di situ sudah menerima dengan baik,” katanya.
Secara terpisah, Ketua Takmir Masjid Jogokariyan Muhammad Fanni Rahman juga mengungkapkan bahwa persoalan pada hari Minggu lalu telah selesai. ”Kasus di depan Masjid Jogokariyan dan sekitarnya pada Ahad tanggal 27 Januari 2019 telah selesai,” katanya dalam pernyataan tertulis.
Fanni menambahkan, Takmir Masjid Jogokariyan mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu penyelesaian kasus tersebut, seperti Kepala Polresta Yogyakarta, Kepala Kepolisian Sektor Mantrijeron, Komandan Rayon Militer Mantrijeron, dan Camat Mantrijeron. Takmir masjid tersebut juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah menunjukkan solidaritas dan simpati terkait permasalahan itu.