Korban Tenggelam Di Sungai Cidurian Banten Ditemukan
Dodi Andrini (28), ditemukan tewas setelah sehari sebelumnya dikabarkan jatuh dan tenggelam di Sungai Cidurian, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (29/1/2019). Jenazah korban warga Desa Songgom Jaya, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang ini ditemukan 3 kilometer dari lokasi terakhirnya.
Oleh
Dwi Bayu Radius
·2 menit baca
SERANG, KOMPAS – Dodi Andrini (28), ditemukan tewas setelah sehari sebelumnya dikabarkan jatuh dan tenggelam di Sungai Cidurian, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (29/1/2019). Jenazah korban warga Desa Songgom Jaya, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang ini ditemukan 3 kilometer dari lokasi terakhirnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang Nana Sukmana Kusuma di Serang mengatakan, Dodi jatuh ke Sungai Cidurian, Senin (28/1/2019) sekitar pukul 08.15. Diduga, korban jatuh ke sungai akibat epilepsi yang dideritanya kambuh.
“Ketika itu, Dodi sedang berada di tepi Sungai Cidurian yang menjadi batas Desa Songgom Jaya dan Desa Parigi, Kecamatan Cikande,” ujar Nana. Lokasi musibah tersebut berada 35 kilometer di sebelah tenggara pusat Kota Serang.
Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Serang kemudian berangkat menuju lokasi tersebut sekitar pukul 09.30. Namun, Dodi yang tak bekerja dengan ciri-ciri rambut pendek, tinggi 165 sentimeter, berkulit sawo matang, mengenakan kaus warna oranye, dan bercelana pendek itu, belum ditemukan hingga pukul 17.00.
Pencarian dihentikan dan dilanjutkan keesokan harinya sekitar pukul 14.00. Kali ini, upaya itu berhasil. Namun, Dodi ditemukan telah meninggal di Desa Koper, Kecamatan Cikande. Desa itu berjarak 3 km dari lokasi Dodi jatuh ke Sungai Cidurian. Korban kemudian diserahkan kepada keluarganya.
Sementara itu, Petugas Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Serang Arif Rifqi Rohman mengatakan, pencarian korban kandasnya perahu eretan di Sungai Ciujung, Suhanda (38), dihentikan, Senin (28/1) sekitar pukul 17.00.
“Kalau korban belum ditemukan tujuh hari setelah kejadian maka pencarian dihentikan. Keluarga juga sudah mengikhlaskan hilangnya korban,” ucap Arif. Penyebab belum ditemukannya korban tak diketahui pasti. Jika tenggelam, jenazah biasanya mengapung di permukaan air dua hari kemudian.
“Kalau tidak tersangkut, korban sudah ditemukan beberapa jam setelah tenggelam. Banyak faktor. Mungkin korban tersangkut dalam lumpur,” kata Arif. Korban bersama 21 penumpang lain naik perahu penyeberangan di Sungai Ciujung, Selasa (22/1), sekitar pukul 06.30.
Perahu itu terbalik saat hendak menyeberangi Sungai Ciujung di Desa Katulisan, Kecamatan Cikeusal ke Desa Malabar, Kecamatan Bandung. Semua penumpang selamat, kecuali Suhanda. Tim SAR gabungan tak menemukan warga Desa Cikeusal, Kecamatan Cikeusal yang hanyut itu.