MATARAM, KOMPAS - Sedikitnya 11 agen perjalanan wisata dari Estonia melakukan Familiarization Trip (Famtrip) selama dua hari, Minggu dan Senin (27-28/12/2019) di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Mereka berjanji membantu menjual wisata Lombok lewat paket tour Bali-Lombok di negara Laut Baltik itu.
Kepada pers di Bandara Internasional Lombok, Senin (28/1/2019), Managing Director The Orisa Tours & Travel, Mataram, Ryan Bachtiar, para usaha perjalanan wisata Estonia itu sepakat, dalam musim gugur tahun ini akan menjual paket wisata Lombok, saat karena kegiatan The East Mediterranean International Tourism & Travel Exhibition/EMITT di Estonia.
“Ini salah satu upaya mengembangkan pasar destinasi di Estonia dan negara-negara di Skandinavia yang berpotensi besar dan berani mengeluarkan uang saat liburan,” ujar Bachtiar.
Dia mengharapkan setelah melihat secara langsung kondisi Lombok terkini, peserta Famtrip bisa menjual Lombok kepada masyarakat di negara mereka dan negara di Skandinavia lainnya.
Peserta Famtrip dari Estonia, Christian, mengaku hanya bisa tinggal satu setengah hari di Lombok, meski sebenarnya ingin menghabiskan seminggu di Lombok. Pulau Lombok tidak terlalu, keindahan alamnya indah bagai di surga dan penduduknya ramah.
“Kami semua agen tour dan travel, ada kesempatan besar untuk mempromosikan Lombok di Estonia, karena orang Estonia suka kondisi Bali dan Lombok. Mungkin kita bisa buat paket Bali dan Lombok,” ungkap Christian.
Waktu kunjungan singkat bagi peserta Famtrip karena waktu relatif singkat, hanya bisa mengunjungi Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kute, Lombok Tengah, kemudian Dusun Ende, Desa Rambitan, Kampung tradisional Suku Sasak, Lombok, dan menginap di satu hotel di Pantai Sire, Lombok Utara.
Managing Director Asien Paradise Resor Lestari Helin, peserta Famtrip –semua agen travel, dan representatif Turkish Airline sebagai agen maskapai penerbangan terbesar di Estonia- menyukai panorama alam Bali dan Lombok, karena mungkin baru pertama kali ke Bali dan Lombok. Rencana Turkish Airline melakukan penerbangan langsung Estonia-Bal.
Tinggal 10 tahun di Swedia setelah di Bali, Lestari, mengatakan, Bali dan Lombok populer untuk negara-negara di Skandinavia. Ini menunjukkan potensi besar pasar wisata, meski jumlah wisatawan asal negara itu lebih kecil dibanding Jermana.
“Yang jelas wisatawan Estonia spendingmya lebih banyak,” tutur Herlin, sembari mengutip pengakuan seorang peserta Famtrip yang sudah memiliki 25 tamu yang akan berlibur ke Lombok.
Manager Caraka Travelindo Tour and Travel, Siggi Neuhaus, mengutarakan, kedatangan rombongan Famtrip ke Lombok, agar mengetahui secara jelas obyek-obyek wisata, akomodasi dan fasilitas lainnya, sebagai bahan jualan di Estonia.
Oleh sebab itu keperluan peserta Famtrip difasilitasi selama di Lombok, bahkan grup dari Estonia ini, market potensial untuk daerah seperti Lombok yang memiliki obyek wisata lengkap: pantai, adventure dan budaya.
Misalnya Pantai Kute dengan suasana dan panorama alammya, bisa membuat betah wisatawan tinggal di Kute. “Mereka berani spending money. Karenanya tidak ada alasan (travel agent) tidak bawa wisatawan kesini,” ucap Siggi Neuhaus.
Tiketmahal
Pemerintah disarankan memberikan informasi yang jelas, akurat dan terpecaya agar turis mau keluar berwisata. “Contoh saat gempa kemarin, Lombok selatan tidak ada masalah, tetapi kenapa kami tidak tahu,” Siggu Neuhaus.
Penambahan jumlah penerbangan Internasional langsung ke Indonesia juga diperlukan. Kenapa sepi banget (wisatawan ke Lombok), karena tiket pesawat mahal. Maskapai penerbangan harus konsisten, tidak melakukan cancle flight, dan masalah saat ini adalah tiket mahal. Padahal dengan bencana alam gempa dan tsunami di dalam negeri, travel agent cukup sulit dan harus bekerja keras mempromosikan Lombok dan Indonesia di luar negeri.