SURABAYA, KOMPAS – Pemerintah Kota Surabaya menyiapkan program layanan pengantaran buku antar titik baca. Nantinya, warga bisa meminjam buku yang ada di seluruh taman baca melalui taman baca terdekat. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat membaca buku sekaligus membenahi tingkat literasi.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya Musdiq Ali Suhudi, Kamis (10/1/2019) di Surabaya mengatakan, program layanan pengantaran buku menjadi prioritas tahun ini. Pihaknya masih berkoordinasi dengan pihak terkait terkait teknis pengantaran buku. “Targetnya tahun ini bisa direalisasikan,” ucapnya.
Musdiq mengatakan, ada sekitar 1 juta buku yang tersebar di 917 perpustakaan dan 461 taman baca masyarakat di seluruh Surabaya. Setiap titik baca yang biasanya berada di tingkat Rukun Warga dan sekolah, ada sekitar 800 hingga 1.000 buku yang tersedia. Pencarian koleksi buku tersebut dapat diakses dalam jaringan (daring) di Surabaya One Search System melalui alamat http://dispusip.surabaya.go.id/dils/dils_build/.
Masih terbatasnya koleksi koleksi buku di Surabaya membuat koleksi buku antar titik baca berbeda. Terkadang ada beberapa buku yang hanya tersedia di sejumlah satu titik baca sehingga masyarakat harus menuju lokasi yang jauh dari rumahnya untuk mengakses buku yang dicari. Padahal, seharusnya masyarakat dimudahkan untuk mendapatkan buku agar minat baca meningkat.
Oleh sebab itu, layanan pengantaran buku menjadi salah satu solusi yang disiapkan pemerintah daerah ini. Warga bisa meminjam buku tanpa perlu jauh-jauh berpergian dari titik baca terdekat rumahnya. Setelah mendapatkan lokasi buku melalui pencarian di katalog daring, petugas dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya nantinya akan mengantarkannya ke titik baca terdekat dengan peminjam.
“Sesuai dengan pengembangan kota cerdas di Surabaya, kami ingin memudahkan warga mengakses buku melalui pemanfaatan teknologi digital,” ujar Musdiq.
Dia berharap kemudahan layanan ini membuat warga tetap disiplin dalam mengembalikan buku pinjaman. Sebab sebagian besar buku paling dicari selalu diantre oleh warga yang ingin meminjam. Jangan sampai perpindahan koleksi buku yang jauh dari titik baca semula membuat koleksi buku berkurang karena tidak dikembalikan oleh masyarakat.
Kemudahan dalam meminjam buku diharapkan mampu meningkatkan tingkat literasi masyarakat Surabaya yang pada 2015 tercatat sebesar 60 persen. Setiap hari, ada sekitar 1.000 pengunjung yang membaca lebih dari 4.000 buku dan meminjam 250 buku di 1.378 titik baca.
Pustakawan di Perpustakaan Balai Pemuda, Hamzah (38), mengatakan, setiap hari ada sekitar 150 buku yang dipinjam. Pengunjung yang datang sekitar 300 orang per hari dengan jumlah buku yang dibaca mencapai 1.000 buku. “Terkadang ada masayarakat yang harus kecewa karena buku yang dicari tidak ada di Balai Pemuda, namun ada di titik baca yang lain,” ucapnya.
Luthfiana (21), warga Wonokromo, berharap, pengantaran buku yang nantinya akan dilakukan tidak perlu menunggu waktu lama. Seringkali buku yang diperlukan mendesak untuk dibaca. “Kalau bisa jangan menunggu lebih dari satu hari,” ucapnya.