SEMARANG, KOMPAS - Kepolisian Daerah Jawa Tengah mengantisipasi potensi kecelakaan lalu lintas di Jalan Tol Trans Jawa, yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Kamis (20/12/2018). Di antaranya dengan memberi perhatian pada sejumlah ruas yang menjadi titik lelah pengemudi.
Kepala Polda Jateng Inspektur Jenderal Condro Kirono, saat Konferensi Pers Akhir Tahun di Mapolda Jateng, Kota Semarang, Senin (31/12), mengatakan, ke depan, akan dipetakan secara rinci daerah-daerah yang menjadi titik-titik lelah pengemudi di jalan tol.
"Kami akan betul-betul menghitung dan memetakan, mana saja yang menjadi titik lelah sekaligus titik rawan. Setelah diresmikan, lancarnya arus kendaraan di tol Trans Jawa tetap kami waspadai, terutama masalah keselamatan pengemudi dan penumpang," kata Condro.
Condro menambahkan, pihaknya juga akan memastikan kepadatan lalu lintas di gerbang tol (GT), seperti di GT Kalikangkung, Manyaran, dan Banyumanik, dapat teratasi. Termasuk, memastikan penyelenggara tol mengerahkan petugas dengan mesin tap kartu yang mendatangi pengemudi.
Direktur Lalu Lintas Polda Jateng Komisaris Besar Rudi Antariksa, menambahkan, salah satu titik lelah pengemudi di ruas jalan tol Trans Jawa, Brebes-Semarang, yakni di Tegal. Pihaknya akan mengantisipasi dengan memantau, khususnya saat arus balik libur Natal dan Tahun Baru mendatang.
Rudi menuturkan, sejak diresmikan Presiden, telah ada 37 kejadian di Tol Trans Jawa di wilayah Jateng. "Dua meninggal, tiga luka berat, dan 14 luka ringan. Rata-rata kelelahan dan mengantuk. Diharapkan para pengemudi menyiapkan fisik serta kendaraannya dengan baik," ujarnya.
Kendati demikian, menurut Rudi, arus mudik atau kendaraan-kendaraan yang berlibur dari arah Jakarta masih terkendali. Sejumlah antrean beberapa kali tampak, antara lain di GT Kalikangung, Kota Semarang. Namun, secara umum lalu lintas di tol Trans Jawa di Jateng terbilang lancar.
Perketat personel
Condro menambahkan, panjangnya ruas tol Trans Jawa di Jateng, yakni sepanjang 312 km, membutuhkan perhatian khusus dari kepolisian, khususnya Patroli Jalan Raya (PJR) Ditlantas Polda Jateng. Akan dipilih petugas-petugas yang benar-benar menguasai pengamanan jalan tol.
Menurut Condro, pengamanan di jalan tol dan jalan arteri atau jalan biasa berbeda. "Termasuk soal bagaimana petugas menghentikan kendaraan, mengatur lalu lintas saat terjadi kecelakaan, dan memberi imbauan kepada pengguna jalan. Personel PJR akan lebih profesional," kata Condro.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Sugiyartanto, mengatakan, secara umum, tol Trans Jawa siap dilintasi. "Sambil kami menyusun penetapan tarif, tujuh ruas tol baru (empat di Jatim dan tiga di Jateng) gratis," katanya.