Sebanyak 2,84 Kilogram Sabu Masuk Juanda Saat Liburan
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Upaya penyelundupan narkoba terus dilakukan para penyelundup berjaringan internasional tanpa mengenal hari libur. Saat momen liburan Natal lalu, seorang kurir berupaya menyelundupkan sebanyak 2,84 kilogram sabu melalui Bandar Udara Juanda Surabaya.
Selama 2018, jumlah kasus penyelundupan narkoba melalui Bandara Juanda tercatat masih tinggi. Kendati jumlah kasusnya turun tipis dibandingkan tahun lalu, jumlah barang yang diselundupkan justru meningkat tajam. Hal ini menandakan penyelundup semakin serius dengan kegiatannya.
Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Timur I Muhammad Purwantoro mengatakan, pelaku penyelundupan baru-baru ini bernama Wong Sin Ping (WSP). Lelaki berusia 39 tahun warga negara Malaysia itu ditangkap di Terminal 2 Bandara Juanda sesaat setelah turun dari pesawat AirAsia rute Kuala Lumpur-Surabaya.
”Petugas mendapati pelaku membawa sebuah koper berisi narkoba jenis sabu atau methamphetamine. Narkoba itu disembunyikan di dalam kemasan susu dan aneka makanan ringan,” ujar Purwantoro, Jumat (28/12/2018).
Total ada enam kemasan makanan berisi 2.840 gram kristal putih yang berdasarkan hasil uji laboratorium dinyatakan positif sabu. Hasil pengujian juga menunjukkan sabu yang dibawa pelaku memiliki kualitas terbaik. Nilainya diprediksi mencapai miliaran rupiah.
Kepala Subdirektorat III Direktorat Reserse Narkoba Polda Jatim Ajun Komisaris Besar Gufron mengatakan, pengembangan kasus penyidikan terhadap pelaku WSP mengalami kendala karena terputusnya komunikasi dengan pemilik barang. Berdasarkan hasil penyidikan, pelaku hanya kurir.
Dia mengaku kenal dengan seseorang bernama Jin Xia Bin Xing, warga Malaysia yang diduga pemilik sabu, melalui percakapan daring. Pelaku kemudian diminta mengantarkan sabu ke Surabaya dengan imbalan 3.000 ringgit Malaysia. Sebanyak 1.500 ringgit ditransfer ke rekening pelaku setelah tiba di bandara dan sisanya 1.500 ringgit lagi setelah barang sampai ke penerima.
”Saat ditangkap pelaku telah menerima 1.500 ringgit. Setelah itu, pelaku tidak menerima transferan uang lagi di rekeningnya. Diduga kuat pemilik barang mengetahui bahwa kurirnya tertangkap,” kata Gufron.
Jin Bin diduga menaruh curiga saat WSP tidak bisa dihubungi selama beberapa jam karena tengah diperiksa petugas bea dan cukai serta kepolisian. Jin Bin kemudian memutuskan semua jaringan komunikasinya, baik melalui telepon seluler maupun media sosial. Hal itu menyulitkan polisi mengungkap penerima barang di Surabaya.
Penyelundupan meningkat
Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean Juanda Budi Harjanto mengatakan, upaya penyelundupan narkoba melalui Bandara Juanda masih tinggi. Berdasarkan data yang dihimpun, secara kumulatif jumlah kasus penyelundupan narkoba hingga Desember 2018 sebanyak 21 kasus. Jumlah kasus penyelundupan ini turun dibandingkan tahun lalu yang sebanyak 29 kasus.
”Namun, jumlah barang yang diselundupkan justru meningkat signifikan. Inilah yang perlu diwaspadai karena menandakan penyelundup semakin serius,” ucap Budi.
Jumlah narkoba yang diselundupkan melalui Bandara Juanda dan berhasil digagalkan petugas selama 2018 sebanyak 13.487 gram sabu, 52,1 gram ekstasi, 130 gram ganja, dan 13.640 gram chatinone (sejenis ganja). Adapun mayoritas penyelundup berasal dari Malaysia, setidaknya tercatat ada sembilan kasus. Sisanya dari Singapura, Ethiopia, Amerika Serikat, dan Belanda.
Jumlah narkoba yang diselundupkan itu meningkat signifikan dibandingkan periode sebelumnya, yang tercatat 9.595 gram sabu, 1.378 ektasi, 140 gram ganja, dan 1,9 gram kokain. Modus penyelundupan pun semakin beragam, misalnya dengan melilitkan barang pada tubuh (body strapping), menyimpannya di dalam koper atau tas yang dimodifikasi.
Ada pula modus penyelundupan dengan memasukkan barang ke dalam tubuh dengan cara ditelan. Selain itu, penyelundup terkadang menyamarkan narkoba dengan mengemasnya di dalam kemasan makanan ataupun alat rumah tangga.
Budi Harjanto menambahkan, upaya penyelundupan narkoba melalui Bandara Juanda masih berpotensi terjadi pada 2019 mengingat Juanda merupakan pintu masuk internasional ke wilayah Indonesia bagian tengah dan timur. Jumlah penumpang internasional juga terus bertumbuh seiring dengan berkembangnya perekonomian nasional dan regional.
”Sebagai upaya antisipasi menghadapi penyelundupan narkoba, para pemangku kepentingan, seperti bea cukai, kepolisian, Angkasa Pura I, dan imigrasi, memperkuat koordinasi, sinergi, serta kolaborasi,” ucap Budi Harjanto.