PADANG, KOMPAS — Gempa bermagnitudo 5,0 mengguncang Sumatera Barat, Minggu (23/12/2018) malam. Gempa yang diperkirakan akibat aktivitas sesar Sumatera itu tidak berpotensi tsunami.
Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi sekitar pukul 21.03. Pusat gempa berada di laut, sekitar 42 kilometer arah barat daya Padang Pariaman. Hiposenter gempa berada pada kedalaman 117 kilometer.
Sejauh ini belum ada keterangan resmi terkait dengan dampak gempa itu. Namun, sejumlah warga mengaku merasakan guncangan. Heri Ale (43), warga Ganting Parak Gadang, Padang Timur, Kota Padang, mengatakan merasakan guncangan sekitar 6 detik. Heri menuturkan, sejumlah warga di sekitar tempat tinggalnya juga sempat terlihat panik.
Meskipun demikian, berdasarkan pantauan di Padang, tidak ada kepanikan sehingga menyebabkan pergerakan masyarakat dari kawasan pesisir (Pantai Padang) ke kawasan zona aman tsunami (bypass) seperti gempa-gempa besar beberapa tahun terakhir. Masyarakat di sekitar kawasan pesisir masih beraktivitas seperti biasa.
Sesar Sumatera
Gempa itu terjadi beberapa menit setelah gempa bermagnitudo 2,8 pada pukul 20.55. Gempa bermagnitudo 2,8 itu berpusat sekitar 15 kilometer arah tenggara Bukittinggi pada kedalaman hiposenter 10 kilometer.
Menurut Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kelas 1 Silaing Bawah Kota Padang Panjang Irwan Slamet, berdasarkan laporan masyarakat, guncangan itu dirasakan di Bukittinggi dengan kekuatan II Modified Mercalli Intensity (MMI) atau skala untuk mengukur kekuatan gempa bumi. II MMI berarti gempa dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda yang digantung bergoyang.
Menurut Irwan, jika memperhatikan sumber gempa dengan hiposenter yang dangkal, gempa itu berasal dari aktivitas sesar Sumatera, khususnya segmen Sianok. Segmen Sianok memanjang 90 kilometer dari sisi timur Danau Singkarak (Kabupaten Solok dan Batusangkar) melewati sisi barat daya Gunung Marapi hingga Ngarai Sianok.
Menurut data BMKG, gempa terbesar pada segmen itu tercatat pada 4 Agustus 1926. Kala itu, gempa bermagnitudo 6,8 dengan pusat kerusakan di Bukittinggi, Padang Panjang, dan Danau Singkarak. Data terbaru mencatat pada 6 Maret 2007 terjadi dua kali gempa di segmen tersebut dengan magnitudo 6,4 dan 6,3 yang mengakibatkan kerusakan di Batusangkar, Padang Panjang, dan Solok.