IDI, KOMPAS — Kapal kargo milik warga Myanmar yang berlayar dari Thailand menuju Penang, Malaysia, karam di perairan perbatasan Indonesia. Sebanyak 12 anak buah kapal diselamatkan oleh nelayan Aceh Timur, Provinsi Aceh.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Langsa Mirza Akbar yang dihubungi dari Banda Aceh, Rabu (19/12/2018), mengatakan, saat ini ke-12 anak buah kapal asal Myanmar itu diperiksa oleh Kepolisian Resor Aceh Timur dan pihak imigrasi. ”Mereka kecelakaan sehingga tidak ada unsur pelanggaran,” kata Mirza.
Kapal kargo yang membawa barang dan berbendera Myanmar itu berlayar dari Thailand menuju Malaysia. Namun, dalam pelayaran kapal itu mengalami kecelakaan. Kapal itu karam karena dihadang cuaca buruk.
Warga Myanmar itu ditemukan oleh nelayan Aceh Timur pada Minggu (16/12/2018) di perairan perbatasan Indonesia dengan Thailand. Nelayan Aceh Timur saat itu melihat ada kapal kargo karam karena dihantam ombak besar. Saat kapal karam, para ABK terjun ke laut berusaha menyelamatkan diri.
Dalam cuaca buruk, angin kencang, dan ombak besar itu, para ABK terombang-ambing di lautan lepas. Nelayan Aceh Timur yang menyaksikan peristiwa itu segera membantu mereka. Para ABK dinaikkan ke dalam kapal milik nelayan Aceh Timur. ABK Myanmar itu diantar ke daratan ke Aceh Timur.
Wakil Ketua Panglima Laot Aceh Miftah Cut Adek mengatakan, nelayan Aceh Timur memberikan pertolongan sebagai bentuk rasa kemanusiaan. Miftah menuturkan, ABK Myanmar itu diberlakukan baik dengan diberikan makanan dan minuman selama di kapal.
”Mereka kecelakaan. Mudah-mudahan dengan penanganan yang baik terhadap warga Myanmar di sini, Pemerintah Myanmar dapat membebaskan nelayan Indonesia yang ditahan di sana,” kata Miftah.
Sebanyak 16 nelayan Aceh Timur pada awal November 2018 berlayar menangkap ikan. Mereka lalu terdampar ke perairan Myanmar karena mesin kapal mati. Mereka kemudian ditahan oleh otoritas Myanmar. Satu orang di antaranya meninggal karena sakit dan 15 orang masih ditahan di Myanmar.