MARTAPURA, KOMPAS – Pemerintah Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, bertekad mempertahankan daerah itu sebagai lumbung padi di Kalsel. Karena itu, pembangunan sektor pertanian akan terus digenjot.
Bupati Banjar Khalilurrahman mengatakan, sektor pertanian masih menjadi salah satu program prioritas pembangunan di daerahnya di samping pembangunan infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan.
”Kami ingin mempertahankan Kabupaten Banjar sebagai lumbung padi yang dikenal dengan istilah kindai limpuar (penghasil padi yang melimpah) di Kalimantan Selatan,” kata Khalilurrahman saat menyambut kunjungan kerja Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Desa Tajau Landung, Kecamatan Sungai Tabuk, Selasa (18/12/2018).
Menteri Pertanian beserta rombongan datang ke Kabupaten Banjar dalam rangka meninjau proyek percontohan pengembangan padi rawa pasang surut (rawa lebak) melalui program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) di Desa Tajau Landung seluas 200 hektar.
Khalilurrahman mengatakan, sebagian besar penduduk di daerahnya masih menggantungkan hidup pada sektor pertanian, khususnya subsektor tanaman pangan dan hortikultura. Sektor tersebut menjadi penopang perekonomian masyarakat. ”Sumbangan sektor pertanian untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) paling besar, yakni lebih dari 23 persen,” ujarnya.
Kabupaten Banjar saat ini memiliki lahan sawah dengan luas lebih dari 59.000 hektar. Dari luas tersebut, 68,2 persen di antaranya merupakan lahan rawa pasang surut dan rawa lebak. Sebagian besar sawah itu masih ditanami padi satu kali dalam setahun.
Menyusut
Khalilurrahman juga menyadari bahwa lahan sawah fungsional di daerahnya semakin berkurang luasnya akibat alih fungsi lahan, dampak perkembangan penduduk dan peradaban. Kondisi itu menjadi tantangan pembangunan sektor pertanian.
”Untuk tetap mempertahankan Kabupaten Banjar sebagai lumbung pangan di Kalimantan Selatan, kami melakukan berbagai upaya, antara lain percetakan sawah, optimalisasi lahan rawa, serta peningkatan indeks pertanaman dari satu kali tanam menjadi dua kali tanam dalam setahun,” tuturnya.
Menurut Khalilurrahman, potensi lahan rawa di daerahnya sangat besar. Karena itu, ia menyambut gembira dan mengucapkan terima kasih atas pemilihan Banjar sebagai proyek percontohan pengembangan padi rawa pasang surut (rawa lebak) melalui program Serasi oleh Kementerian Pertanian.
”Semoga kegiatan itu dapat memajukan sektor pertanian di Banjar sehingga pendapatan dan kesejahteraan masyarakat petani juga semakin meningkat. Kami berharap Kementan juga memberikan perhatian penuh kepada daerah kami. Dengan begitu, kami siap ikut berperan aktif untuk mewujudkan Indonesia menuju lumbung pangan dunia pada tahun 2045,” ucapnya.
Andi Amran Sulaiman mengatakan, program Serasi merupakan mimpi lama yang baru terealisasi tahun ini. Program tersebut diyakini akan memberikan dampak baik bagi semua pihak karena lahan rawa dimanfaatkan untuk pertanian terpadu, yakni untuk tanaman pangan, hortikultura, perikanan, dan peternakan.
”Saya yakin dengan program Serasi, petani bisa untung enam kali lipat. Karena selain menghasilkan karbohidrat, petani juga menghasilkan protein. Namun, syaratnya, petani tidak boleh malas dan harus lebih giat,” katanya.
Sofian (60), Ketua Kelompok Tani Suka Jadi Desa Tajau Landung mengatakan, petani akan berupaya menyukseskan program Serasi. ”Kami juga ingin program itu berjalan baik dan berhasil di tempat kami. Namun, pemerintah harus benar-benar berpihak pada petani,” tuturnya.