Perhutani Batasi Kunjungan Wisatawan ke Air Terjun Coban Talun
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
BATU, KOMPAS — Perhutani masih membatasi wilayah jelajah wisatawan hanya sampai wahana wanawisata Coban Talun di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, setelah terjadinya musibah yang merenggut tiga korban jiwa, Selasa (11/12/2018) sore. Wisatawan belum diperbolehkan berkunjung ke air terjun.
Administratur Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan Malang Errick Alberto, Jumat, mengatakan, wahana wanawisata yang lain di Coban Talu tetap dibuka. ”Yang ke air terjun masih ditutup dan wisatawan belum diperbolehkan ke sana. Namun, wanawisata yang lain tetap buka,” ujarnya.
Menurut Errick, akses menuju air terjun masih diberi garis batas oleh polisi. Setelah itu, menurut rencana, pihak Perhutani akan memasang beberapa rambu dan larangan guna mengantisipasi agar peristiwa tersebut tidak terulang.
Errick mengatakan, ke depan, prosedur standar operasi (SOP) berwisata ke Coban Talun juga akan dibenahi. Salah satunya terkait keharusan membawa pendamping yang cukup saat berkunjung ke air terjun. Untuk rombongan ada rasio antara jumlah pengunjung dewasa dan anak. Tujuannya, agar tingkah laku anak-anak saat berwisata terawasi.
”Kemarin kami sudah berdiskusi untuk membenahi SOP. Kemarin, kan, kasusnya ada outbound oleh siswa SD. Setelah itu, mereka turun ke air terjun yang jumlah antara siswa dan orangtua tidak seimbang. Makanya, nanti kami akan perbaiki SOP. Ada rasio, tapi jumlah pastinya berapa masih kami diskusikan,” tuturnya.
Dengan demikian, menurut Errick, semua pengunjung akan terawasi, khususnya anak-anak yang kadang kehilangan kendali saat melihat air.
Seperti diketahui, tiga siswa SD Insan Mulia Kota Malang meninggal akibat terpeleset dan tenggelam di Coban Talun. Ketiga korban adalah Taskia RA (9), M Hanan (9), dan Nasywa A Hanana (9). Mereka baru saja mengikuti kegiatan outbound, lalu berkunjung ke air terjun.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Batu Sasmito mengatakan, peristiwa tersebut terjadi karena siswa terpeleset, tidak terkait peningkatan debit air terjun akibat hujan.