PURWOKERTO, KOMPAS - Memasuki musim hujan, PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi V Purwokerto mewaspadai 15 titik rawan bencana alam, baik longsor maupun banjir. Material, peralatan, dan personel disiagakan agar perjalanan kereta api tetap lancar.
”Di wilayah Daop V Purwokerto terdeteksi 15 titik rawan banjir dan longsor,” kata Manajer Humas Daop V Purwokerto Supriyanto, Selasa (11/12/2018).
Area rawan longsor antara lain di Langen-Mluwung, Kawunganten-Jeruklegi, Jeruklegi-Lebeng, Tambak-Ijo, Prupuk-Songgom, Margasari-Prupuk, Prupuk-Linggapura, dan LinggapuraBumiayu. Adapun area rawan banjir antara lain di Linggapura-Bumiayu dan Bumiayu-Kretek. Selain itu, jalur Balapulang-Margasari merupakan area rawan pohon tumbang.
”Daop V sudah menyiapkan alat dan material untuk bersiaga, yakni batu balas, bantalan rel, pasir, karung, besi H beam (untuk jembatan), alat penambat rel, dan alat siaga lainnya di 20 lokasi yang telah ditentukan,” paparnya.
Petugas jaga juga disiagakan di daerah rawan di lima titik sepanjang jalur antara Maos dan Banjar beserta unit reaksi cepat. Selain itu, juga ada tambahan penjaga pelintasan kereta ekstra di 11 lokasi yang ramai dan rawan.
Pada 2018, masa angkutan Natal dan Tahun Baru ditetapkan selama 18 hari, yakni 20 Desember 2018 hingga 6 Januari 2019. Kali ini, Daop V Purwokerto menyiapkan tambahan perjalanan kereta sebanyak delapan pemberangkatan/berakhir di Daop V, yaitu menggunakan KA Purwojaya. Selama masa angkutan tersebut, kata Supriyanto, pihaknya mengoptimalkan semua pegawai untuk membantu kelancaran pelayanan di stasiun-stasiun.
Di Jambi, banjir sepanjang sepekan terakhir terjadi sporadis. Selasa ini, tinggi muka air sejumlah sungai di Jambi meningkat signifikan. Hulu Sungai Batanghari juga didapati meluap.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanggulangan Banjir dan Longsor Provinsi Jambi, luapan air sungai terjadi di Kabupaten Tebo, Merangin, dan sebagian Kota Jambi. Sungai Batanghari pada bagian hulu mencapai tinggi muka air (TMA) 9,58 meter, telah jauh melampaui kondisi normal hingga 4 meter. Begitu pula Batangtabir di Kabupaten Merangin, setinggi 3,1 meter, memasuki kondisi banjir. (DKA/ITA)