PEKANBARU, KOMPAS - Akses jalan menuju Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau, terputus sejak Minggu (9/12/2018) malam. Dua jalur akses masuk ke kecamatan di tepian Sungai Kampar terendam lebih dari 1 meter.
”Kami sudah memasang spanduk pengumuman agar warga tidak menerobos genangan air karena cukup dalam. Jalur masuk dan keluar menuju Langgam terputus. Akses transportasi ke Langgam hanya dapat menggunakan perahu,” kata Hadi Penandio, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pelalawan, yang dihubungi Senin siang.
Menurut Hadi, permukaan air Sungai Kampar naik 12 cm dibandingkan dengan sehari sebelumnya. Sampai Senin sore, belum ada tanda-tanda air bakal menyusut. ” Kami sudah memberi tahu warga di tepi sungai agar waspada karena air sungai kemungkinan akan terus meningkat,” kata Hadi.
Pihaknya bersama Dinas Kesehatan Pelalawan membangun lima posko pengungsian dan bantuan kesehatan. Sampai kemarin, belum ada warga yang mengungsi. Namun, layanan kesehatan sudah berjalan membantu warga yang memerlukan.
Camat Langgam Robi Ardelino mengatakan, akses jalan menuju Langgam dapat ditempuh lewat dua jalur, yaitu Jalan Pemda dan Desa Lubuk Ogung, di sisi kiri dan kanan Sungai Kampar. Apabila air sungai meluap, jalan akses tergenang. ”Sekolah Dasar Negeri 4 di Langgam diliburkan karena air menggenangi kelas,” kata Robi.
Secara terpisah, Manajer Unit Layanan PLTA Kotopanjang, Kampar, Muhammad Rusdi mengatakan, permukaan air waduk, Senin siang, di level 84,2 meter di atas permukaan laut (mdpl). Elevasi normal 82,5 mdpl.
Untuk mengantisipasi jebolnya waduk, pihak PLTA membuka lima pintu air waduk sejak Minggu siang secara bertahap. Bukaan pintu air 5 x 150 cm, Senin, akan membuang air 1.434 meter kubik per detik.
Aliran Sungai Kampar diperkirakan meningkat 50-80 cm dari sebelumnya. Beberapa desa di DAS Kampar mulai tergenang, antara lain Desa Pulau Rambai, Kecamatan Kampar Timur serta Desa Pulau Birandang dan Desa Karangan Tinggi, Kecamatan Kampar Timur (35 kilometer dari Pekanbaru).
Di Palembang, Sumatera Selatan, hujan deras selama 1 jam 40 menit, Senin, membuat sejumlah kawasan kebanjiran. Genangan setinggi 30-80 cm merendam Kawasan Sekip, Jalan A Rivai, Jalan Sudirman, Jalan Basuki Rahmad, dan Jalan R Sukamto. Akibatnya, sejumlah ruas mengalami kemacetan panjang. Banjir juga merendam sekitar kantor Gubernur Sumatera Selatan.
Anak hanyut
Di Malang, Jawa Timur, hujan lebat menyebabkan seorang anak, Oki Dimas Saputra (12), warga Jalan Ki Ageng Gribig Gang I RT 002 RW 004, Kecamatan Kedungkandang, hanyut terbawa arus Sungai Amprong saat bermain di sungai. Di jalanan, beberapa kendaraan terseret arus. Sejumlah kawasan lumpuh.
Ari Susanto, ayah korban, mendapat kabar anaknya terbawa aliran sungai dari teman Oki. Tim SAR, polisi, dan warga segera menyisir lokasi kejadian. Hingga sore, Oki belum ditemukan.
”Pencarian akan dilanjutkan pada Selasa (11/12) pagi. Kami tidak bisa mencari dalam kondisi gelap,” kata Bambang Suharno, sukarelawan dari Regu Pencari Malang Raya.
Guyuran hujan sempat membuat beberapa titik jalan lumpuh. Di perempatan Permata Jingga, air mengalir deras ke Jalan Sudimoro. Jalan Terusan Borobudur juga banjir. Meski air hanya merendam 1 jam, lalu lintas di kawasan itu lumpuh hampir tiga jam.
”Semua mobil berhenti, tak ada yang bergerak menunggu jalanan aman kembali. Sudimoro-Brawijaya yang hanya 1 km ditempuh dalam waktu tiga jam,” kata Wahyu Nurdiyanto, warga Sumbersari, Malang. (SAH/RAM/DIA)