Berwisata ke Gunung Ijen Menggunakan Sepeda Motor Amankah?
Oleh
Angger Putranto
·3 menit baca
Gunung Ijen menjadi salah satu primadona wisata, tidak hanya bagi warga lokal sekitar Banyuwangi dan Bondowoso, tetapi juga bagi wisatawan lokal ataupun mancanegara. Tak sedikit wisatawan yang menuju lokasi tersebut dengan menggunakan sepeda motor.
Namun, tahukah Anda, selain harus menyiapkan kondisi motor yang prima, dibutuhkan pula teknik khusus dalam mengendarai sepeda motor saat berwisata ke Gunung Ijen. Hal ini karena tanpa kondisi motor yang prima dan teknik mengendarai motor, keselamatan pengendara bisa terancam.
Minggu (9/12/2018) jalur wisata ke Gunung Ijen memakan korban, tiga wisatawan asal Jember tewas akibat kecelakaan tunggal. Penyebabnya, motor yang mereka tumpangi mengalami rem blong.
Ditemui di Banyuwangi, Senin (10/12/2018), Kanit Kecelakaan Satlantas Polres Banyuwangi Ipda Ardi Bita Kumala mengatakan, korban tewas adalah Rendy Muhamad Andyka (17), Novita Febrianti (14), dan Navilia Vega (15).
”Korban Rendy dan Vega meninggal di tempat. Sementara korban Novita meninggal setelah dibawa dan dirawat di RSUD Blambangan,” ungkapnya.
Ardi mengatakan, ketiganya menaiki motor matik dengan nopol P 3346 MR. Motor ini dikemudikan korban Rendy Muhamad Andyka. Ketika hendak pulang dan melintasi jalan menurun, rem motor blong sehingga motor tidak dapat dikendalikan.
Jalan yang menurun curam ditambah beban tiga penumpang membuat motor melaju kencang tak terkendali. Hingga akhirnya motor tersebut menabrak pohon.
Kejadian rem blong di jalur wisata Gunung Ijen bukan kali ini terjadi. Pada pertengahan November 2017, Kompas yang menggunakan motor manual nyaris menjadi korban di jalur maut tersebut. Penyebabnya sama, rem sepeda motor mengalami blong.
Saat kejadian, Kompas merasa rem kaki (roda belakang) tak berfungsi. Sementara rem tangan masih berfungsi. Namun, menarik rem tangan dengan kuat dan mendadak tentu bukan solusi karena justru akan membuat motor terjungkal.
Saat mencoba beberapa kali melakukan pengereman tangan (roda depan), lama-lama rem tangan juga tidak berfungsi. Saat mencoba mengurangi persneling, motor justru melaju cepat karena tuas kopling.
Akhirnya motor yang ditunggangi Kompas bisa melambat setelah menemui jalan mendatar sembari mengurangi kecepatan dengan menjejakkan kaki di tanah. Rem blong memang menjadi momok mematikan di jalur wisata Gunung Ijen.
Jalur yang menurun curam membuat pengendara cenderung menarik tuas rem. Padahal, jalur menurun tersebut panjang. Hal ini membuat rem panas sehingga tak lagi menggigit sehingga akhirnya blong.
Hal itu dibenarkan Suciono, Kepala Mekanik Honda Banyuwangi Motor. Ia mengatakan, rem blong terjadi karena penggunaan rem yang lama dan panjang. Kondisi rem blong tidak hanya terjadi pada motor matik, tetapi juga dapat terjadi pada motor manual, bahkan mobil.
”Namun, rem pada motor matik lebih berpotensi blong karena tidak memiliki engine brake (pengereman mesin). Karena tidak memiliki engine brake, pengendara akan mengandalkan pengereman hanya pada rem hidrolik,” ujarnya.
Penggunaan rem hidrolik yang lama membuat rem memanas. Akibatnya, minyak rem menjadi panas dan rem memuai sehingga tidak ”menggigit” atau blong.
Lalu, bagaimana cara mengatasi kondisi tersebut? Suciono memberikan beberapa tips bagi pengendara motor yang hendak berwisata ke Gunung Ijen.
Bagi motor manual, ia menyarankan penggunaan engine brake saat menemui jalan yang menurun curam. Pengendara dapat menggunakan persneling pada posisi gigi satu atau dua. Pastikan juga mesin menyala dan tidak perlu menarik tuas gas.
Sementara untuk motor matik, ia menyarankan penggunaan rem yang bergantian antara rem depan dan belakang. ”Jangan tekan rem depan belakang bersamaan karena itu justru akan mempercepat rem blong. Pengereman juga jangan dilakukan secara terus-menerus sepanjang jalan. Tarik-lepas-tarik-lepas,” katanya.
Ketika menemui jalan datar, ujar Suciono, lebih baik istirahatkan motor dan biarkan rem dingin. Menyiram air di bagian kampas rem juga dapat mempercepat pendinginan rem.
Berwisata ke Gunung Ijen menggunakan sepeda motor masih dapat dilakukan dengan aman dan nyaman apabila kondisi kendaraan Anda dalam keadaan prima. Tanpa keselamatan, pengalaman wisata Anda akan sia-sia.