Gudang Logistik KPU Mamasa Rusak karena Gempa Beruntun
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASAR, KOMPAS - Gempa bumi yang terus terjadi di Kabupaten Mamasa membuat gudang logistik dan sekretariat KPU Mamasa, rusak. Selain retakan di hampir semua bagian ruangan, plafon gudang juga ambruk. Saat ini logistik berupa kotak dan bilik suara hanya ditutup menggunakan terpal. Hal ini rawan rusak mengingat musim hujan sudah datang.
"Untuk sementara kami berkantor di tenda depan sekretariat. Adapun logistik untuk sementara kami tutup pakai terpal. Tapi ini rawan jika hujan terus terjadi. Untuk memindahkan, juga tak ada tempat memadai. Kami juga belum bisa memperbaiki gudang karena gempa masih terus terjadi setiap hari," kata Marthen Buntu Pasau, Komisioner KPU Mamasa, yang membidangi Divisi Teknis Penyelenggara, saat dihubungi dari Makassar, Rabu (21/11/2018).
Kerusakan sekretariat dan gudang logistik KPU Mamasa meliputi bagian plafon yang ambruk, sebagian atap jatuh, dan bagian-bagian dinding retak. Logistik masih ditempatkan di dalam gudang, namun ditutup terpal. Begitu pula berkas-berkas di sekretariat.
Setiap hari
Sejak Sabtu (3/11/2018), hampir setiap hari Mamasa diguncang gempa. Kekuatan gempa bervariasi dengan magnitudo antara 3 hingga 5,5. BMKG Wilayah IV Makassar melansir data kejadian gempa hingga Rabu, mencapai hampir 400 kali. Umumnya gempa terjadi di kedalaman 10 kilometer dan tidak berpotensi tsunami. Gempa tak hanya dirasakan di Mamasa tapi juga Mamuju hingga Tana Toraja dan Toraja Utara.
Pakar geologi yang juga Kepala Pusat Kebencanaan Universitas Hasanuddin, Adi Maulana mengatakan, yang harus dikhawatirkan dari gempa Mamasa adalah potensi longsor. Ini rawan terjadi jika setiap hari terjadi guncangan. Terlebih Mamasa berupa daerah ketinggian dengan banyak lereng dan tebing.
"Apalagi jika tutupan tanah sudah sebagian gundul. Ini sangat rawan menyebabkan longsor. Pemerintah dan warga sebaiknya berhati-hati. Sebaiknya tidak berumah di sekitar lereng atau tebing, apalagi yang tutupan tanahnya tak lagi bagus," katanya.