LAMONGAN, KOMPAS - Pos polisi lalu lintas di depan Wisata Bahari Lamongan, Jawa Timur, Selasa (20/11/2018) pukul 01.30 dilempari batu oleh dua orang tidak dikenal hingga kacanya pecah. Polisi yang mengejar pelaku bahkan diserang dengan katepel.
Kejadian itu diketahui petugas piket pos Brigadir Kepala Andreas Dwi Anggoro. Andreas bersama satuan pengaman (satpam) WBL mengejar pelaku yang kabur ke arah Brondong. Pelaku mengendarai motor Honda Supra fit berboncengan. Pelaku menyerang Andreas dengan katepel mengenai mata kanan.
Andreas pun terpaksa menabrakkan motornya ke motor pelaku tepatnya di Dusun Bongris, Kelurahan Blimbing, Kecamatan Paciran. Pelaku terjatuh ditangkap bersama warga lalu diamankan di Kepolisian Sektor Brondong. Selanjutnya dua pelaku dibawa ke Kepolisian Resor Lamongan interogasi lebih lanjut.
Bripka Andreas awalnya diobati di Poliklinik Umum Belimbing, Paciran, lalu dirawat di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Akhirnys ia dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya untuk perawatan intensif.
Kepala Kepolisian Resor Lamongan Ajun Komisaris Besar Feby Hutagalung menyebutkan dua pelaku yang ditangkap
Eko Ristanto (35), warga Porong, Sidoarjo yang mengontrak rumah di Lingkungan Geneng, Brondong dan M Syaif Ali Hamdi (16) warga Sedayulawas, Brondong.
Polisi menyita tujuh butir kelereng, satu katepel dan sepeda motor Honda Supra fit berpelat nomor polisi W 2593 RM sebagai barang bukti. "Kami masih mendalami motif pelaku. Proses penyelidikan dan penyidikan terus berjalan," kata Feby.
Polisi juga menggeledah rumah pelaku. Eko diketahui mengontrak rumah di Brondong. Ia tinggal bersama istrinya Ummu Difa, warga Palang, Kabupaten Tuban dan dua anaknya Difa Aisysh Nur Azizah (5) dan Musaibah Qoirotun Hizan bayi umur 19 hari. Sementara M Syaif Ali Hamdi tinggal bersama ibunya Muinah, fi Sedayulawas Gang Singgih.
Menurut Feby, pelaku Eko merupakan pecatan anggota polisi, yang pernah terlibat kasus pembunuhan di Sidoarjo. "Hingga kini belum diketahui motif dari penyerangan dan kasus ini ditangani Polda Jatim," katanya.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Komisaris Besar Frans Barung Mangera menyebutkan kasus itu masih diselidiki. Wakil Kepala Polda Jatim, Brigadir Jenderal Toni Hermanto sempat menjenguk korban saat dirawat di RS Muhammadiyah Lamongan sebelum dirujuk ke RS Bhayangkara, Surabaya.
Jaringan radikal
Sementara Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan di Surabaya menegaskan, dari hasil pengembangan yang dilakukan Wakapolda Jatim Brigjen Pol Toni Harmanto saat di lokasi kejadian dan korrdinasi dengan Densus 88, pelaku disinyalir tergabung dengan jaringan radikal.
Ketika dilakukan pemeriksaan di rumah tersangka, polisi menemukan barang-barang terutama buku-buku yang diduga berhubungan dengan kelompok radikal. Seluruh buku-buku itu sedang didata oleh Densus 88. “Jaringan pelaku sudah diketahui, meski motif mereka menyerang pos polisi apakah karena sakit hati atau alasan lain belum jelas dan sedang diselidiki. Kasus ini sudah diambilalih Densus 88,” ujar Luki.