JAYAPURA, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Asmat mengharapkan tambahan kuota bahan bakar minyak untuk mendukung berbagai layanan publik di wilayah itu. Pelayanan bagi masyarakat yang tersebar di 23 distrik itu sangat bergantung pada kecukupan pasokan bahan bakar minyak.
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Asmat Reza Baadila, saat dihubungi dari Jayapura, Selasa (13/11/2018), mengatakan, selain untuk kebutuhan langsung warga, BBM juga sangat diperlukan untuk menunjang mobilitas layanan pemerintah ke distrik-distrik (setingkat kecamatan), seperti pendidikan dan kesehatan.
Akses dari Distrik Agats, ibu kota Asmat, menuju 22 distrik lainnya harus menggunakan perahu motor. Hal itu disebabkan wilayah Asmat terdiri atas laut dan sungai. Hampir tak ada jalan darat yang menghubungkan antardistrik. ”Jadi, kecukupan pasokan BBM sangat dibutuhkan masyarakat dan pemerintah daerah,” ujarnya.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Tenaga Kerja Kabupaten Asmat Martinus Rumpombo mengatakan, dibutuhkan pasokan 1.000 kiloliter bahan bakar minyak (BBM) per bulan untuk Asmat.
Namun, saat ini pengiriman BBM untuk empat SPBU di Asmat sebanyak 610 kiloliter per bulan, meliputi 450 kiloliter premium dan 160 kiloliter solar. Padahal, solar untuk PLN di Asmat mencapai 90 kiloliter.
Reza mengatakan, saat terjadi kelangkaan BBM, biasanya diikuti pula pemadaman listrik yang berlangsung belasan jam. ”Sementara itu, layanan pemerintah ke setiap kampung yang terisolasi juga terhenti,” ujarnya.
Reza mengatakan, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) telah meninjau langsung kondisi ketersediaan BBM di Asmat pada Februari lalu. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut.
”Ketika kunjungan BPH Migas, Bupati Asmat Elisa Kambu telah mengajukan permohonan tambahan kuota BBM dan pembangunan depo di Distrik Atsy.
Kehadiran depo sangat penting untuk menampung BBM jika pengiriman dari Timika dan Merauke terkendala cuaca buruk. Sayangnya, permintaan ini belum direalisasi,” kata Reza.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat Richard Mirino mengatakan, ketersediaan BBM sangat penting untuk menunjang sejumlah pelayanan kesehatan, seperti puskesmas keliling, imunisasi, dan merujuk pasien dari puskesmas ke rumah sakit di Agats.
”Jika tidak tersedia BBM, tenaga kesehatan tak dapat melaksanakan puskesmas keliling dan merujuk pasien ke rumah sakit dengan perahu motor,” kata Richard.
Manager Communication dan CSR PT Pertamina Marketing Operation Region VIII Maluku-Papua Eko Kristiawan mengatakan, Pertamina siap menindaklanjuti permintaan penambahan kuota BBM bagi Kabupaten Asmat.
”Pemkab Asmat harus membuat surat pengajuan penambahan kuota BBM ke BPH Migas. Setelah itu, kami akan berkoordinasi dengan BPH Migas untuk menindaklanjuti permintaan itu,” kata Eko. (FLO)