BANJARMASIN, KOMPAS – Peternak ayam petelur di Kalimantan Selatan yang tergabung dalam Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia memastikan produksi telur ayam di Kalimantan Selatan sudah berkelebihan (surplus). Mereka lalu minta agar kerja sama dengan daerah lain dalam pengadaan telur tidak direalisasikan.
Akhir Oktober 2018, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Selatan melalui Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Divisi Regional Kalsel membuat nota kesepahaman dengan Koperasi Putera Blitar di Blitar, Jawa Timur, untuk pengadaan telur ayam. Koperasi siap memasok telur ke Kalsel.
Wakil Sekretaris Jenderal IV Pengurus Pusat Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Rudhi Budhi Hartono mengatakan, kerja sama TPID Kalsel dengan daerah lain dalam pengadaan telur sebaiknya tidak direalisasikan karena berpotensi merusak tata niaga telur di Kalsel dan merugikan peternak lokal.
”Produksi telur di Kalsel sudah surplus. Kalsel bahkan menyuplai telur ke Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Kalau masih juga mau mendatangkan telur dari daerah lain, itu konyol,” kata Rudhi yang juga merupakan salah satu peternak ayam petelur di Kalsel saat dihubungi dari Banjarmasin, Selasa (13/11/2018).
Rudhi mengemukakan, produksi telur di Kalsel sudah mencapai 150-165 ton per hari, sedangkan kebutuhan telur di Kalsel hanya 130-140 ton per hari. Karena itu, Kalsel bisa menyuplai telur ke Kalteng 15-20 ton per hari dan ke Kaltim 10-15 ton per hari.
Selain itu, di Kalsel juga sudah ada pedagang yang rutin memasok telur dari Jawa Timur. Setiap hari mereka mendatangkan 10-20 ton telur untuk kebutuhan di Kalsel. Peternak lokal maupun pemasok memiliki pangsa pasar tersendiri. ”Jadi, sudah tidak ada masalah dengan pemenuhan kebutuhan telur di Kalsel,” ujarnya.
Menurut Rudhi, harga telur di Kalsel juga relatif stabil. Jika ada kenaikan harga pada momen tertentu, misalnya bulan puasa atau pun Lebaran, itu tidak hanya terjadi di Kalsel, tetapi terjadi hampir di semua daerah di Indonesia. Pada momen seperti itu, telur dari luar juga biasanya tidak masuk ke Kalsel karena harga jualnya pasti lebih tinggi.
”Kami berharap pemerintah juga memikirkan nasib peternak. Jika pemerintah ingin mengendalikan inflasi yang disebabkan melonjaknya harga telur dan daging ayam, kami siap mendukung program pasar murah yang diselenggarakan pemerintah,” tuturnya.
Kepala Bidang Komersial Bulog Divre Kalsel Julianto mengatakan, kerja sama dengan Koperasi Putera Blitar baru sebatas komitmen dan belum sampai tahap transaksi. ”Koperasi tersebut bersedia memasok telur yang bagus ke Kalsel jika dibutuhkan. Kami juga baru akan mendatangkan pasokan dari Blitar jika Kalsel kekurangan stok telur,” kata Julianto.