Anak SD Jatuh dari Lantai 3, Sekolah Belum Mau Ungkapkan Penyebab
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Seorang siswi Sekolah Dasar Kanisius Demangan Baru, Yogyakarta, Depok, Sleman, terjatuh dari lantai 3 gedung sekolah itu. Pihak sekolah membenarkan adanya kejadian itu, tetapi belum mau menyebutkan penyebab jatuhnya siswi tersebut.
Informasi tentang jatuhnya seorang siswi di SD itu beredar melalui rekaman video berdurasi 22 detik di media sosial. Dalam video tersebut, siswi itu terlihat berada di luar salah satu jendela lantai 3 dengan berpegangan pada jendela tersebut. Sementara itu, kakinya berpijak pada sebagian kecil bidang tembok di bawah jendela tersebut.
”Hal itu terjadi Senin (12/11/2018) sekitar pukul 14.00,” kata Lestho Prabhancana Kusumo, juru bicara SD Kanisius Demangan Baru, Yogyakarta, di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa.
Lestho menyebutkan, guru dan pengurus sekolah langsung berlari menuju tempat kejadian sewaktu diketahui seorang muridnya terjatuh. Penyintas ditemukan dalam kondisi berbaring, tetapi sadar.
”Dalam kondisi sadar, tetapi tidak bisa berbicara selain kata ’sakit’. Semuanya shock. Penyintas mengeluhkan rasa sakit berlebihan di bahu, punggung, panggul, dan ada lecet di paha kiri,” kata Lestho.
Ia menambahkan, penyintas mengalami patah tulang pundak bagian kiri. Selasa pagi, penyintas telah menjalani operasi. Saat ini, dokter menyatakan kondisi penyintas telah baik dan stabil.
Saat peristiwa itu terjadi, lanjut Lestho, jam sekolah telah berakhir dan siswa yang belum pulang sekolah sedang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Lantai 3 merupakan tempat untuk menggelar kegiatan tersebut. Namun, ia belum mau mengungkapkan kronologi terjatuhnya siswa tersebut karena belum mengetahui secara persis peristiwa itu.
”Kami menunggu penanganan di rumah sakit. Psikolog dan rohaniwan akan dilibatkan untuk bertanya kepada penyintas setelah dia pulih. Cek dan ricek cerita dari penyintas apa, situasi seperti apa,” ujar Lestho.
Lestho mengungkapkan, saat ini, fokus pihak sekolah adalah memulihkan kondisi fisik dan psikologis penyintas. Begitu pula kondisi guru dan murid yang juga sama-sama mengalami shock dengan adanya kejadian tersebut.
Sementara itu, ia menyatakan, gedung sekolah itu sudah memenuhi standar. Kaidah kenyamanan, keamanan, dan keselamatan telah diterapkan dalam pembangunan gedung.
”Tidak ada yang salah pada bangunan. Situasi ini bisa saja terjadi di bangunan-bangunan lain. Ini jadi pembelajaran, menjadi suatu langkah antisipasi, agar tidak terulang kejadian serupa,” kata Lestho.