SIDOARJO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Sidoarjo terus berupaya mengoptimalkan kemudahan berusaha untuk meningkatkan investasi di wilayahnya. Sidoarjo merupakan daerah prospektif untuk investasi di berbagai bidang karena letaknya yang strategis, yakni dekat dengan ibu kota provinsi Jawa Timur serta menjadi jalur utama transportasi darat ataupun udara.
Salah satu upaya optimalisasi itu dilakukan melalui sosialisasi implementasi pelayanan sistem perizinan generasi terbaru di Indonesia, yakni Online Single Submission (OSS). Sidoarjo merupakan proyek percontohan OSS dan sistem ini terintegrasi dengan pemerintah pusat.
Hal itu mengemuka dalam pertemuan bisnis bertema ”Optimalisasi Peningkatan Investasi Melalui Kemudahan Berusaha di Kabupaten Sidoarjo”, yang diselenggarakan Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Sidoarjo, di Sun Hotel, Senin (12/11/2018).
Muhammad Turino Junaidi dari Satgas Percepatan Investasi Nasional mengatakan, OSS merupakan penyempurnaan dari sistem perizinan sebelumnya, yakni satu atap atau yang dikenal dengan mal pelayanan publik. OSS menggunakan pelayanan berbasis daring sehingga memudahkan pengguna karena tidak perlu datang ke kantor pemerintahan untuk mengurus perizinan yang kompleks.
Selain pertumbuhan ekonominya relatif stabil selama 10 tahun terakhir, Sidoarjo juga telah mereformasi diri sebagai daerah terbuka.
Dia mengajak pelaku usaha memanfaatkan OSS secara maksimal untuk mengembangkan usahanya. Salah satu alasan Sidoarjo terpilih sebagai proyek percontohan OSS karena daerah ini memiliki prospek bisnis yang bagus dibandingkan daerah lain di Jatim. Adapun Jatim merupakan pintu gerbang ekonomi untuk wilayah Indonesia timur.
”Selain pertumbuhan ekonominya relatif stabil selama 10 tahun terakhir, Sidoarjo juga telah mereformasi diri sebagai daerah terbuka,” ujar Junaidi.
Dia menambahkan pemerintah daerah telah melakukan pembenahan infrastruktur, kemudahan perizinan, dan berupaya memberikan kepastian investasi walaupun masih banyak hal yang perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, Junaidi mengajak pelaku usaha membeli masa depan dengan harga sekarang melalui investasi.
Dia tidak menyangkal, risiko investasi di Indonesia sangat rumit. Namun, pemerintahan Presiden Joko Widodo terus berupaya melakukan perbaikan demi mewujudkan kepastian usaha, meliputi kepastian legalitas, kepastian waktu, kepastian biaya, dan kemudahan berusaha.
”Manfaatkan peluang usaha yang ada agar pengusaha lokal menjadi tuan di rumah sendiri,” ucap Junaidi.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Sidoarjo Ari Suryono mengatakan, untuk mengoptimalkan kemudahan berusaha, pihaknya telah membentuk forum komunikasi pelaku usaha untuk mewadahi aspirasi mereka dan menjadi jembatan komunikasi dengan pemangku kepentingan sehingga mudah mencarikan jalan keluar bagi setiap persoalan yang berpotensi menghambat dunia usaha.
”Keberadaan forum ini diharapkan semakin membuat iklim usaha di Sidoarjo bertambah kondusif sehingga investor tertarik menanamkan modalnya,” kata Ari Suryono.
Keberadaan forum ini diharapkan semakin membuat iklim usaha di Sidoarjo bertambah kondusif sehingga investor tertarik menanamkan modalnya.
Bupati Sidoarjo Saiful Ilah mengatakan, realisasi investasi di wilayahnya terus mengalami perkembangan signifikan sejak 2014. Sebagai gambaran, realisasi investasi 2014 sebesar Rp 14 triliun. Pada 2015, realisasi meningkat 18,2 persen menjadi Rp 16 triliun.
Pada 2016, realisasi investasi kembali naik meski tipis, yakni 1,68 persen menjadi Rp 16,91 triliun. Terakhir, pada 2017, realisasi investasi meningkat signifikan sebesar 5,74 persen menjadi Rp 17,88 triliun.
”Investasi didominasi sektor perdagangan dan perindustrian. Seban Sidoarjo merupakan lokasi strategis investor dalam menanamkan modal dan mengembangkan usahanya,” kata Saiful Ilah.