Di Gresik, Zakat Dimanfaatkan untuk Pemberdayaan Masyarakat
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·2 menit baca
GRESIK, KOMPAS — Di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, zakat yang terhimpun bisa dimanfaatkan untuk kegiatan produktif sebagai bagian dari program Gresik Berdaya. Badan Amil Zakat Nasional Gresik membentuk kampung produktif ternak kambing di Kertosono, Kecamatan Sedayu, yang diluncurkan pada Rabu (7/11/2018).
Upaya itu diapresiasi Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Pusat Bambang Sudibyo. Program itu perlu ditularkan kepada seluruh Baznas kabupaten se-Indonesia.
”Saya bangga dengan program kampung ternak yang merupakan program pemberdayaan masyarakat. Kami berharap, ke depan para penerima manfaat, yaitu mustahik ini, kelak di kemudian hari bisa menjadi muzaki (pemberi zakat),” ujar Bambang.
Ia menyatakan, program Baznas Gresik harus menggali lagi lebih kreatif dalam menciptakan program baru sehingga manfaat zakat bisa lebih dirasakan. Program kampung ternak ini bisa memberikan nilai plus terhadap kepercayaan masyarakat dalam pengumpulan zakat dari para muzaki.
Ketua Baznas Gresik Abdul Munif mengatakan, program kampung ternak merupakan bagian dari lima program Baznas Gresik, yaitu Gresik Berdaya, Gresik Sehat, Gresik Peduli, Gresik Taqwa, dan Gresik Cerdas.
Total dana yang telah didistribusikan Zakat Infaq dan Shodaqoh (ZIS) bersinergi dengan Baznas Pusat, Unit Pengumpulan Zakat PT Semen Indonesia, dan Baznas Gresik mencapai Rp 1,3 miliar yang tersalur dalam lima program tersebut.
Program Gresik Cerdas telah menyalurkan beasiswa sebesar Rp 311 juta, Gresik Peduli Rp 562 juta, Gresik Berdaya Rp 166,6 juta, dan Gresik Taqwa Rp 230,9 juta, selebihnya untuk Gresik Sehat Rp 30 juta.
Pada tahap awal untuk kampung ternak kambing, ada delapan kandang ternak yang dibangun Baznas Gresik, baik untuk masyarakat desa maupun pondok pesantren. Kandang dibangun di Desa Kertosono, Kecamatan Sidayu, Wedani (Cerme), Sukorejo (Bungah), Petung dan Ketanen (Panceng), Kesambenkulon (Wringinanom), Tiremenggal (Dukun), dan Banyuurip (Kedamean).
Khusus di Kertosono ada tiga kandang dengan 161 kambing yang dimanfaatkan 24 mustahik. ”Tiap mustahik menerima empat kambing terdiri tiga ekor betina dan seekor jantan,” kata Munif.
Setelah dua tahun, mustahik penerima manfaat berkewajiban menggulirkan empat kambing kepada para mustahik lain. ”Sisa dari populasi kambing yang dipelihara tersebut menjadi hak miliknya. Begitu seterusnya,” lanjut Munif.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Gresik Indah Sofiana menuturkan, selain meluncurkan kampung ternak kambing, juga ada kegiatan bantuan sosial berupa pemeriksaan mata dan pemberian kacamata gratis.