Kekerasan di Kalangan Pelajar Bojonegoro Perlu Perhatian Khusus
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·3 menit baca
BOJONEGORO, KOMPAS - Kasus kekerasan di kalangan pelajar di Bojonegoro, Jawa Timur perlu mendapatkan perhatian khusus. Apalagi tindak kekerasan itu terjadi di lingkungan sekolah. Di antara kekerasan itu terjadi di SMK Siang Bojonegoro, SMA Negeri 1 Bojonegoro dan SMP di Sugihwaras.
Dalam kasus yang terjadi belum lama ini, dua pelajar SMK Siang Bojonegoro yang menganiaya DS (16), di kamar mandi sekolah pada Jumat (2/11/2018) lalu ditangkap polisi. Dua lainnya masih buron. Pelajar yang ditangkap ZR (18) asal Soko, Kabupaten Tuban dan DF (17) asal Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro.
Kedua pelajar tersebut disangka telah melakukan tindak pidana penganiayaan terhadap DS, Jumat (2/11/2018) sekitar pukul 09.30 WIB, di kamar mandi sekolah. Aksi kekerasan itu divideokan oleh teman yang lainnya, hingga viral menyebar lewat Whatsapp dan beredar di media sosial lainnya.
Kepala Kepolisian Resor Bojonegoro Ajun Komisaris Besar Ary Fadli Senin (5/11/2018) mengungkapkan kronologi kejadian tersebut berawal dari kesalahpahaman pelaku dengan korban. Saat korban berada di kamar mandi sekolah, salah seorang pelaku memukul dengan tangan kosong. Kepala korban membentur tembok kamar mandi mengkibatkan pelipis kanan berdarah. Seorang pelaku lainnya, menendang korban dengan kaki kanan dan mengenai dada korban.
Keluarga korban pun melapor ke polisi. Pelaku diancam melanggar Pasal 80 Ayat (2) dan atau Pasal 170 Kitab Undang undang Hukum Pidana (KUHP). DF akhirnya tidak ditahan karena masih di bawah umur, ZR, ditahan di ruang tahanan Polres Bojonegoro.
Keluarga ZR mengupayakan tidak dilakukan penahanan, dengan jaminan pihak keluarga. "Pihak yang terlibat sedang melakukan upaya diversi atau mediasi atau penyelesaian masalah melalui jalur di luar pengadilan, Alternative Dispute Resolution (ADR)," kata Ary.
DS selaku korban sudah divisum. Pihak sekolah juga sudah menggelar rapat mendadak. Salah seorang guru Yeti Pritanandini menyebutkan awalnya, saat ditanya guru, DS mengaku habis terjatuh karena bercanda dengan temannya.
Ia pun dirawat dan dibersihkan lukanya di ruang usaha kesehatan sekolah. Selanjutnya ia dibawa ke Puskesmas dan mendapatkan delapan jahitan. Setelah membaik, DS pulang. Akhirnya setelah didesak orangtuanya, ia mengaku dihajar temannya.
.
Kasus kekerasan pelajar di sekolah bukan kali pertama terjadi di Bojonegoro. Pada September lalu terjadi di SMA Negeri Bojonegoro melibatkan siswa kelas XII, AY dan DK. Awalnya DK ke toilet untuk buang air kecil digoda dan dihalang halangi AY.
DK pun memukul AY. AY mengeluh perutnya sakit. Ia diantar gurunya, Markasim ke Rumah Sakit Islam Aisyah. Asam lambungnya naik. Ibu AY, Purwaning Rahayu melapor ke polisi, karena ia mendapati pesan bernada ancaman di telepon seluler anaknya. Kepala Sekolah Sri Setyowati memediasi kedua siswa dan orangtua masing masing, agar keduanya di kelas akhir dan harus ikut ujian nasional.
Sebelumnya, 23 Maret 2018, kekerasan melibatkan pelajar SMP Sugihwaras. GPA(17) menghajar VA(16) hanya gara gara menolak diajak main sepulang sekolah. Kasus itu berakhir damai dengan mediasi.
Selain itu juga ada kasus kekerasan guru terhadap murid yang ditangani polisi. Selain kekerasan fisik, kasus kekerasan seksual juga perlu mendapatkan perhatian, sebab di Bojonegoro juga tercatat ada kasus pelecehan seksual melibatkan sesama siswa.