MATARAM, KOMPAS-Sebanyak 5.986 peserta dari 22 negara akan mengikuti ajang TNI Marathon International 2018 di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Minggu (4/11/2018). Para peserta dalam dua hari terakhir sudah berdatangan, dan diperkirakan seluruh peserta tiba di Lombok, Sabtu (3/11/2018).
“Kawasan Pantai Kute saat ini sudah ramai oleh warga lokal, para pedagang dan peserta,” kata Kolonel Inf Kristomei Sianturi, Komandan Satuan Tugas Penerangan The Indonesian National Armed Forces Mandalika International Marathon 2018. Krostomei mengatakan hal itu di Pantai Kute yang berjarak 50 km dari Mataram, Lombok, Jumat (2/11/2018) sore.
Menurut Kristomei, acara marathon ini baru digelar pertama kalinya dan langsung bisa menarik hampir 6.000 peserta. "Sungguh spektakuler,” ujarnya. Tingginya animo peserta itu tidak lepas dari hadiah total sebesar Rp 10 miliar.
Lokasi lomba juga menarik minat para pelari. Letaknya di destinasi wisata KEK Madalika dengan pantai Kute yang memiliki panorama alam yang indah. Pantainya berpasir putih dengan gugusan bukit kerucut yang merupakan singkapan letusan komplek gunung api purba bawah laut ‘Old Andesit’. Gugusan itu melingkari barat daya-selatan-tenggara Sundaland semasa Oligo Miosen (30 juta tahun). Kawasan Pantai Kute dan Tanjung Aan, ini menjadi rute start-finish para pelari.
Lari TNI Marathon ini meliputi nomer lomba 5 K, 10 K, 21 K, dan 42 K. Pesertanya antara lain dari Kenya, Etiopia, Rwanda, Uganda, Namibia, Swiss, Britania Raya, Australia, Malaysia, Singapura, Myanmar, Thailand, Filipina, Indonesia, Norwegia, Perancis, Uni Emirat Arab, Marokko, Jepang, Swiss, Kanada dan Amerika Serikat. Peserta asing hanya mengikuti nomer 21 K dan 42 K.
“Kenya menjadi penyumbang pelari terbanyak, yaitu 86 orang untuk nomer 42 K, dan 61 orang untuk nomer 21 K,” kata Kristomei. Ia menambahkan, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Australia, Jack Elwood, akan turun di nomer 42 K.
TNI Marathon ini dikategorikan sebagai lari prestasi berstandar Internasional karena mendapat rekomendasi dari IAAF (International Association of Athletics Federation), sehingga bila ada yang memecahkan rekor, dicatat resmi oleh IAAF.
Lomba ini dimaksudkan untuk memperingati HUT ke 73 TNI, mencari bibit pelari, dan sebagai media promosi, memulihkan pariwisata Lombok pascagempa, serta meyakinkan wisatawan dalam dan luar-negeri Lombok aman dan nyaman untuk dikunjungi.
Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal mendukung penuh penyelenggaraan TNI Marathon International, karena event ini berskala dunia dan menjadi bagian membangkitkan sektor pariwisata NTB yang sempat lesu akibat gempa. "Warga tidak harus meratap dalam kesedihan pascagempa, tetapi dari gempa itu memacu Pariwisata NTB segera bangkit," ucapnya.
Mayor Dahlan, Kepala penerangan Korem 162 Wira Bhakti mengatakan rencananya uang pendaftaran para peserta akan disumbangkan kepada warga terdampak gempa Lombok.
Lomba dimulai pukul 05.00. Seluruh nomer diperkirakan selesai sekitar pukul 09.00 wita, diikuti penyerahan hadiah bagi pemenang. Lomba dirangkai dengan doa bersama Sabtu malam, bazaar, bhakti sosial, karya bhakti, pengobatan massal. Ada pula atraksi terjun payung dan demonstrasi Yupiter Aerobic pada acara penyerahan hadiah bagi pemenang.