Pemotongan Biaya Non-operasional Kementan untuk Asuransi Pertanian
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, pemerintah akan meneruskan program asuransi pertanian yang sudah berjalan sejak tahun lalu. Walau belum ada anggaran dalam APBN untuk tahun 2019, Kementerian Pertanian tetap akan mengasuransikan lahan pertanian, hortikultura, dan ternak sapi.
Anggarannya akan diambil dari pemotongan biaya non-operasional Kementan. Bahkan, asuransi pertanian ini akan diperluas sehingga mencakup tanaman hortikultura di samping tanaman padi dan ternak sapi yang sudah terlebih dahulu berjalan.
”Ini adalah program perlindungan bagi petani dari ancaman banjir, kekeringan, hingga serangan wabah. Semua ini agar petani tidak rugi,” kata Amran seusai memberikan kuliah umum di Kampus Universitas Cokroaminoto, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (2/11/2018).
Menurut Amran, anggaran yang disediakan dari pemotongan biaya non-operasional Kementan itu sebesar Rp 4,1 triliun. Biaya non-operasional yang dipotong itu adalah pembelian kendaraan dinas, pengecatan kantor, hingga anggaran berbagai acara yang bersifat seremonial. Saat ini, sudah ada 1 juta hektar lahan pertanian yang diasuransikan.
Selain asuransi, Kementan kini juga menggenjot pemanfaatan rawa untuk menjadi lahan pertanian. Setidaknya ada potensi 10 juta hektar rawa yang bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Selain rawa, program embung juga menjadi perhatian.
Program ini akan memanfaatkan potensi air hujan untuk disimpan sebagai cadangan air. Bekerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, sudah ada 30.000 embung yang dibuat di seluruh Indonesia.
”Namun, ini tidak mungkin selesai dalam waktu singkat. Kita sudah memulai, tapi untuk mencapai target setidaknya butuh 5-10 tahun lagi. Kita ingin agar Indonesia menjadi lumbung pangan dunia. Kita ingin mengubah impor menjadi ekspor. Beberapa sudah kita lakukan, misalnya pada komoditas jagung, nanas, ayam, telur, hingga obat-obatan peternakan. Kita bahkan sudah mengekspor domba dan kambing,” tutur Amran.
Indeks pertanaman juga didorong agar meningkat. Untuk lahan yang tanam satu kali setahun akan didorong menjadi dua kali setahun. Adapun yang telah dua kali tanam setahun menjadi tiga kali dalam setahun.
Sementara produktivitas lahan akan ditingkatkan menjadi 5-10 ton per hektar. Upaya ini juga untuk mengimbangi maraknya alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman.