logo Kompas.id
NusantaraTragedi Minamata Jepang...
Iklan

Tragedi Minamata Jepang Diperkirakan Akan Terulang di Pulau Buru

Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/sjaGNc8CM0UJBXVf3K82Oln9mqw=/1024x955/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F10%2FWhatsApp-Image-2018-10-18-at-17.25.16_1539859240.jpeg
KOMPAS/FRANS PATI HERIN

Inilah kondisi air dan sedimen yang tercemar akibat penambangan liar serta pengolahan emas menggunakan merkuri dan sianida di Gunung Botak, Pulau Buru, Maluku, seperti yang terlihat pada Rabu (17/10/2018). Lokasi tambang yang beroperasi selama lebih kurang tujuh tahun itu sudah ditutup, tetapi masih terancam akan kembali dirambah oleh petambang.

AMBON, KOMPAS — Pemerintah diminta membentuk crisis center untuk menangani pencemaran lingkungan akibat penggunaan merkuri dan sianida di sekitar lokasi tambang emas liar di Gunung Botak, Pulau Buru, Maluku, yang terdeteksi telah masuk ke tubuh manusia dan pangan. Langkah ini harus dilakukan sekarang sebelum jatuh korban seperti tragedi Minamata di Jepang puluhan tahun silam.

Demikian pandangan yang disampaikan Ketua Jurusan Kimia sekaligus peneliti logam berat Universitas Pattimura, Yusthinus T Malle, dalam diskusi yang digelar Komnas HAM Provinsi Maluku, di Ambon, Kamis (25/10/2018).

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000