NKRI Dibangun Berdasarkan Kesepakatan, Tidak Boleh Diubah
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
KLATEN, KOMPAS – Calon wakil presiden KH Ma’ruf Amin mengatakan, negara Indonesia lahir berdasarkan kesepakatan. Kesepakatan itu harus dijaga bersama dan tidak boleh diubah apapun bentuknya.
Hal itu disampaikan KH Ma’ruf Amin saat memberi sambutan acara haul Kyai Ageng Gribig di Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Rabu (24/10/2018) malam. Hadir juga dalam acara ini salah satu keturunan Kyai Ageng Gribig (Ki Ageng Gribig), Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto .
Ma’ruf mengatakan, Indonesia punya landasan yang kuat dalam berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila dan UUD 1945. Dengan Pancasila dan UUD 1945 yang merupakan hasil kesepakatan itu, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terbentuk. Dengan demikian, NKRI dibangun berdasarkan kesepakatan bersama oleh para pendiri bangsa.
“Kita harus menjaga kesepakatan ini. Tidak boleh ada yang mengupayakan mengubah Indonesia ini dengan cara yang menyalahi kesepakatan atau saya menyebutnya dengan cara-cara yang tidak sesuai kesepakatan apapun bentuknya karena dia menyalahi kesepakatan,” katanya.
Ma’ruf mengatakan, peringatan haul Kyai Ageng Gribig penting dilakukan untuk mengenang jasanya dalam menyebarkan Islam dan sekaligus memetik pelajaran dari cara dakwah yang dilakukannya. Kyai Ageng Gribig menyebarkan Islam pada zaman kerajaan Mataram di Klaten dan sekitarnya dengan damai, santun, toleran, tidak mengintimidasi, dan tidak memakai cara teror sehingga tidak memunculkan kegaduhan maupun konflik. Masyarakat yang berbeda agama dan suku diajarkan saling mencintai dan menyayangi, tidak saling membenci dan tidak saling memusuhi.
“Pelajaran ini perlu kita kembangkan di Indonesia, kita hidupkan, apalagi Indonesia negara yang majemuk yang perlu dijaga agar tidak terjadi konflik antara sesama bangsa ini,” ujarnya.
Airlangga mengatakan, Ki Ageng Gribig menyebarkan Islam pada tahun 1600-an di era Kerajaan Mataram. Haul Ki Ageng Gribig digelar untuk mengenang jasa dan perjuangannya terhadap umat, bangsa dan negara.