SURABAYA, KOMPAS — Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan, penanganan dampak gempa bumi di Pulau Sapudi, Sumenep, Jawa Timur, tidak memerlukan perubahan status menjadi bencana nasional.
”Pemprov Jatim dan pemerintah daerah setempat masih mampu menangani seluruh dampak kerusakan,” kata Soekarwo, Selasa (16/10/2018), di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Gempa berkekuatan M 6,0 pada Kamis (11/10/2018) pukul 01.44 berlokasi di kedalaman 12.000 meter di perairan Selat Madura, tepatnya pada koordinat 7\'47 Lintang Selatan dan 144\'43 Bujur Timur atau di selatan Pulau Sapudi.
Dampak gempa paling terasa dan merusak di Pulau Sapudi yang terbagi menjadi Kecamatan Nonggunong di utara dan Kecamatan Gayam di selatan.
Untuk penanganan bencana, Pemprov Jatim mengalokasikan dana Rp 22,5 miliar, bukan seperti diutarakan sebelumnya, Rp 23,7 miliar. ”Jika kurang akan ditambahi lagi,” kata Soekarwo.
Dana itu untuk membiayai perbaikan sampai pembangunan kembali rumah-rumah yang rusak, membeli dan mendistribusikan logistik dan obat-obatan, hingga pembangunan dapur dan klinik kesehatan darurat.
”Bantuan untuk pemulihan di Sapudi bisa dari mana saja, tetapi tidak perlu sampai ditangani pusat. Jatim masih mampu,” kata Soekarwo.
Komandan Kodim 0827/Sumenep Letnan Kolonel (Inf) Ato Sudiatna menuturkan, tim verifikasi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jatim sudah selesai melakukan verifikasi dampak gempa.
Berdasarkan verifikasi, dampak yang diakibatkan gempa ialah tiga orang meninggal dan 37 orang luka. Bangunan rumah yang rusak di Pulau Sapudi 691 unit.
Adapun bangunan yang rusak itu berada di dua kecamatan, yakni Gayam dan Nonggunong. Rumah rusak berat sebanyak 112 unit, rusak sedang 184 unit, dan rusak ringan 395 unit.
Selain itu, sejumlah fasilitas umum juga mengalami kerusakan, terdiri atas rumah ibadah 2 unit, sekolah 3 unit, dan gedung pendidikan anak usia dini 2 unit.
”Kerusakan bangunan di Kecamatan Kalianget, Bluto, Lenteng, dan Batang-Batang masih belum selesa diverifikasi. Diperkirakan ada 21 rumah rusak di empat kecamatan tersebut,” kata Sudiatna.
Dia mengatakan, 383 personel gabungan masih terus membersihkan puing-puing bangunan rusak akibat gempa. Mereka juga mulai membagikan bantuan yang sebelumnya sempat terkendala akibat medan yang luas.