LUBUK PAKAM, KOMPAS — Kepolisian Resor Deli Serdang masih terus mengumpulkan bukti untuk mengungkap dugaan pembunuhan satu keluarga di Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Polisi juga memeriksa sejumlah saksi dari tetangga dan keluarga dekat korban. Polisi mendalami dugaan motif dendam.
Kepala Kepolisian Resor Deli Serdang Ajun Komisaris Besar Eddy Suryantha Tarigan, Selasa (16/10/2018), mengatakan, mereka belum bisa menyimpulkan siapa pelaku pembunuhan tersebut. Dua korban, yakni Muhajir (49) dan anaknya, M Solihin (12), ditemukan tewas dengan tangan dan kaki diikat, di Sungai Belumai, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hilir, Deli Serdang.
Istri Muhajir, Suniati (50), belum ditemukan hingga kini. ”Kami bersama Badan SAR Nasional masih terus mencari Suniati di Sungai Belumai. Kami menyisir hingga 15 kilometer dari lokasi penemuan korban sebelumnya,” kata Eddy.
Laboratorium Forensik Polri Cabang Medan juga kembali melakukan olah tempat kejadian perkara di rumah korban di Desa Bangun Sari. Mereka memeriksa kamar korban yang berantakan dan bercak darah di lantai, dinding, dan kain.
Kasus pembunuhan itu awalnya terungkap saat anak korban, Dessy Rahmawati (24), mendatangi rumah korban, Selasa (9/10/2018) pagi. Dessy terkejut melihat pintu rumah ayahnya yang terbuka. Ia pun masuk ke dalam dua kamar di rumah itu dan menemukan tempat tidur berantakan dan ada banyak bercak darah.
”Saya panggil ayah, ibu, dan adik saya tidak ada. Saya langsung menangis histeris ketika itu,” kata Dessy. Ia pun melaporkan hal tersebut kepada polisi.
Mayat Muhajir ditemukan mengapung di Sungai Blumai, Kamis (11/10/2018). Mayat Solihin pun ditemukan di sungai yang sama pada Minggu (14/10/2018).
Dessy mengatakan, keluarganya tidak menyangka ayahnya meninggal dengan cara mengenaskan. Hampir setiap hari Dessy bertemu dengan ayahnya karena dirinya tinggal di sebuah rumah yang hanya berjarak sekitar 50 meter.
Dessy mengatakan, ayahnya yang merupakan manajer di pabrik kacamata PT Domas Tanjung Morawa itu tidak pernah menceritakan punya masalah dengan orang lain. Ia terakhir kali bertemu dengan ayahnya pada Minggu (7/10/2018) dan menelepon ayahnya pada Senin malam. Ia juga bertemu Solihin pada Senin malam. Adiknya itu datang ke rumahnya untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dari sekolah.
”Beberapa tetangga saya juga melihat ayah saya masih mengerjakan kanopi hingga Senin malam. Namun, pada Selasa pagi ia sudah tidak ada,” kata Dessy.
Dessy mengatakan, pintu rumah ayahnya tidak ada yang rusak. Sebagian emas ibunya hilang, tetapi barang lainnya seperti telepon seluler, uang, dan sepeda motor tidak hilang.