AMBON, KOMPAS – Kepala Polda Maluku Inspektur Jenderal Royke Lumowa berencana kembali mendatangi lokasi tambang liar di Gunung Botak, Pulau Buru, Maluku pada Rabu (17/10/2018) besok. Pemeriksaan ini untuk memastikan tidak ada lagi aktivitas penambangan liar dan pengolahan emas menggunakan merkuri serta sianida di lokasi tersebut.
Rencana kunjungan itu dibenarkan Royke saat dikomfirmasi Kompas pada malam ini. “Iya betul. Saya pasti sampai di atas (puncak bukit tempat penambangan),” katanya.
Kepala Bidang Humas Polda Maluku Komisaris Besar Mohammad Rum Ohoirat menambahkan, pemeriksaan yang dilakukan Royke itu guna memastikan areal itu sudah steril. Pekan lalu, Royke baru kembali dari Gunung Botak. Selama di sana, ia mendapati aktivitas itu masih berlangsung.
“Pak Kapolda sangat serius. Kemarin (Senin) dia bilang, ini pertaruhan jabatan,” ujar Rum. Senin lalu, Royke, Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua, dan Panglima Kodam XVI/Pattimura Mayjen Suko Pranoto, berjanji akan menutup total Gunung Botak.
Janji itu disampaikan di tengah pesimisme dan ketidakpercayaan masyarakat Maluku terhadap penanganan Gunung Botak oleh pemerintah daerah dan aparat keamanan. Penanganan Gunung Botak dianggap tidak serius dan setengah hati.
Sejak mulai dirambah pada Oktober 2011, Gunung Botak sudah tutup puluhan kali namun petambang selalu kembali. Selain mengikis gunung, petambang juga menggunakan sianida dan merkuri untuk mengolah emas. Penggunaan bahan berbahaya tidak dihentikan aparat.
Sejumlah oknum aparat diduga terlibat melanggengkan aktivitas liar yang mencemari lingkungan itu. Sejumlah aparat juga diduga mengambil untung dari proses tersebut.