AMBON, KOMPAS - Tim Badan Reserse Kriminal Polri dikabarkan mendatangi lokasi tambang liar Gunung Botak di Pulau Buru, Maluku. Kehadiran para penyelidik itu bertujuan untuk mendalami langgengnya tambang liar di lokasi itu yang sudah berlangsung lebih kurang tujuh tahun.
"Tim sekarang sedang berada di Gunung Botak. Mereka datang dari Jakarta langsung ke Gunung Botak untuk menyelidiki dugaan pelanggaran hukum di sana," kata Kepala Bidang Humas Polda Maluku Komisaris Besar Mohammad Rum Ohoirat membenarkan hal itu kepada Kompas di Ambon, Kamis (11/10/2018).
Rum mengaku tidak mendapatkan informasi detail tentang fokus penyelidikan di sana. Belum ada laporan dari tim penyelidikan untuk disampaikan kepada Kapolda Maluku. "Tunggu saja perkembangannya. Jika ada temuan akan disampaikan kepada publik melalui media," ujarnya.
Pada Selasa lalu, Kepala Polda Maluku Inspektur Jenderal Royke Lumowa mendatangi Gunung Botak. Di sana Royke menyaksikan pengolahan emas menggunakan merkuri dan sianida. Merkuri dan sianida kini beredar bebas di Pulau Buru.
Sejumlah pihak mengecam tambang liar Gunung Botak yang menyebabkan kerusakan lingkungan akibat pencemaran merkuri dan sianida. Pasalnya Buru merupakan salah satu lumbung pangan di Maluku.
Selain itu, Komnas HAM Maluku juga menemukan bahwa lebih 1.000 petambang tewas di Gunung Botak. Mereka tewas akibat tertimbun longsor, dibunuh sesama petambang, dan dirampok kelompok penyamun yang berkeliaran bebas di sana.