Sebarkan Spirit Perjuangan Sultan Agung lewat Film
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Polda Jawa Tengah, Kodam/IV Diponegoro, dan BRI menggelar nonton bareng film Sultan Agung di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (9/10/2018). Lewat film itu, semangat Sultan Agung dalam mempersatukan Nusantara diharapkan semakin tertanam di benak semua lapisan masyarakat.
Acara yang digelar dalam rangka memperingati HUT ke-73 TNI dan HUT ke-68 Kodam/IV Diponegoro itu dihadiri Kepala Polda Jateng Inspektur Jenderal Condro Kirono dan Panglima Kodam/IV Diponegoro Mayor Jenderal Wuryanto. Hadir juga produser film tersebut, Mooryati Soedibyo.
Condro mengatakan, acara itu menunjukkan soliditas TNI dan Polri, khususnya di Jateng, selalu terjaga. Secara khusus, TNI dan Polri mengapresiasi penuh inisiasi Mooryati untuk membuat film Sultan Agung yang dikenal akan semangatnya mempersatukan Nusantara.
Dalam film tersebut, lanjut Condro, pesan yang dapat diambil antara lain terkait mewaspadai kabar bohong atau hoaks. ”Juga upaya-upaya pengkhianatan, semua pihak harus waspada. Spirit perjuangan Sultan Agung harus dilanjutkan demi kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Wuryanto menambahkan, nilai patriotisme dan nasionalisme dalam film Sultan Agung menjadi pelajaran berharga. Hal tersebut penting dalam upaya membangun kesatuan dan persatuan bangsa, yang perlu ditanamkan pada setiap warga negara.
Secara pribadi, Mooryati menuturkan, dirinya sejak lama ingin membuat film bermuatan sejarah. ”Film Sultan Agung bukan hanya tontonan, tetapi juga tuntunan bahwa ada tokoh dari Kerajaan Mataram yang melanjutkan pesan Patih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit dalam mempersatukan Nusantara,” katanya.
Adapun film dengan judul lengkap Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta tersebut pertama kali tayang di bioskop pada 23 Agustus 2018. Film tersebut disutradarai Hanung Bramantyo serta dibintangi antara lain Marthino Lio, Ario Bayu, Putri Marino, dan Adinia Wirasti.
Presiden Joko Widodo mengapresiasi ide Mooryati yang menghibahkan Studio Alam Sultan Agung kepada warga setempat agar bisa dikelola menjadi obyek wisata. Ke depan, Studio Alam Sultan Agung diharapkan dimanfaatkan dengan baik untuk pariwisata (Kompas, 16/8/2018).
Presiden Jokowi meyakini, jika dikelola optimal, tempat tersebut bisa mengangkat ekonomi masyarakat setempat. ”Kalau melihat studio alam ini, saya kira Dusun Gamplong akan terkenal dan ekonomi bisa hidup. Yang kita harapkan itu,” ucapnya.
Presiden juga mengapresiasi upaya Mooryati yang menginisiasi pembuatan film Sultan Agung. Film sejarah yang disutradarai Hanung Bramantyo itu bercerita tentang Sultan Agung Hanyokrokusumo yang memerintah Kerajaan Mataram pada 1613-1645.
Pemanfaatan Studio Alam Sultan Agung sebagai destinasi wisata, menurut Mooryati, yang juga pendiri perusahaan Mustika Ratu Group, bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Kedatangan wisatawan akan menumbuhkan berbagai usaha, seperti kuliner dan kerajinan lokal.