SOLO, KOMPAS — Pondok pesantren memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Hal itu perlu ditumbuhkan serta dioptimalkan untuk mendorong kemandirian pesantren sekaligus berkontribusi terhadap perekonomian nasional.
”Ada banyak pesantren di negeri ini. Ada sekitar 28.000 pesantren. Di Jawa Tengah sendiri ada sekitar 4.400 pesantren. Dari satu sisi, ini bisa dianggap sebuah potensi ekonomi yang luar biasa,” ujar Ketua Pengurus Pusat Rabithah Ma\'ahid Islamiyah (Asosiasi Pesantren) Nahdlatul Ulama Abdul Ghofarrozin saat membuka Pesantren Expo 2018 di Solo, Jawa Tengah, Jumat (5/10/2018).
Ghofarrozin, yang akrab disapa Gus Rozin, memberikan gambaran, di setiap pesantren rata-rata ada sekitar 1.000 santri. Selain itu, juga ada wali santri, ustadz beserta keluarganya, serta masyarakat di sekitar pesantren. Dari sisi ekonomi, jumlah itu merupakan potensi ekonomi yang besar. Adapun dari sisi usaha, banyak produk unggulan dihasilkan para santri, di antaranya kuliner dan kerajinan.
Gus Rozin mengatakan, 28.000 pesantren yang ada di Indonesia itu semuanya merupakan pesantren swasta. Karena itu, kemandirian ekonomi pesantren mutlak dibutuhkan sehingga dapat memberikan sumbangan secara optimal bagi umat, santri, serta perekonomian nasional.
”Pesantren sudah mandiri. Tetapi, dengan tantangan zaman saat ini, maka pemberdayaan kemandirian ekonomi pesantren harus lebih bisa ditumbuhkan dan digalakkan,” katanya.
Gus Rozin mengemukakan, Pesantren Expo 2018 digelar sebagai media informasi kreativitas santri dan pondok pesantren serta sebagai media perkenalan produk-produk unggulan yang dihasilkan santri pondok pesantren kepada masyarakat umum. Selain itu, juga untuk memperkenalkan peluang pengembangan ekonomi pesantren melalui kemitraan dengan kementerian, lembaga, dan perusahaan swasta.
Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo mengatakan, pesantren bisa menjadi ujung tombak perekonomian daerah sekaligus memajukan ekonomi masyarakat. Hal itu bisa terjadi jika potensi ekonominya dapat dioptimalkan. Apalagi jika setiap pesantren dapat mengembangkan pendidikan kewirausahaan bagi para santri. Untuk itu, Pemerintah Kota Solo siap membuka peluang kemitraan dengan pesantren untuk mendorong potensi ekonomi tersebut.