LAMONGAN, KOMPAS — Sekitar 1.000 warga Lamongan yang merantau ke Sulawesi Tengah ikut menjadi korban gempa-tsunami Palu dan Donggala pada Jumat, 28 September. Sebagian dari mereka kini memilih pulang.
Di antara 1.000-an korban, 507 orang adalah warga Desa Titik, Kecamatan Sekaran, Lamongan. Sebanyak 250 orang sudah dipulangkan, sisanya masih di Palu dan empat orang meninggal. Warga Titik yang meninggal akibat gempa di Palu adalah Rahmawati (23), Zuliyati (35), Rudi Setiawan (23), dan Supatemi (56) .
Salah seorang warga Titik, Ipung, bersyukur bisa selamat. Ia dipulangkan hari Senin dan tiba pada Kamis (4/10/2018) malam. Sepengetahuannya, di Sulawesi Tengah ada sekitar 500 warga Titik yang merantau dan berjualan penyetan pecel lele, soto ayam, dan tahu campur.
”Saya pribadi masih trauma. Ini pulang sementara untuk menenangkan diri dulu. Setelah nanti membaik dan kondisi di sana pulih, kami akan berjualan lagi di sana,” katanya, Jumat siang.
Pemerintah Kabupaten Lamongan berinisiatif menjemput sejumlah warganya di Bandara Juanda Surabaya, kemudian dipulangkan ke kampung halaman mereka. Bupati Lamongan Fadeli, Jumat (5/10/2018), meminta didirikan pos di Balai Desa Titik. Posko korban gempa saat ini berada di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan kantor dinas sosial setempat.
”Kebutuhan hidup sandang pangan dan sembako akan dicukupi hingga tujuh hari ke depan. Kami minta kepala desa warga yang selamat difasilitasi,” kata Fadeli saat menemui warga korban gempa di Desa Titik.
Khusus untuk anak-anak usia sekolah, Fadeli meminta agar diterima bersekolah tanpa harus mengurus administrasi. Mereka juga akan difasilitasi masuk ke pondok pesantren jika berminat. Pihaknya memastikan akan membantu penyediaan seragam dan perangkat sekolah siswa korban gempa. ”Yang penting, anak-anak bisa bersekolah dengan tenang dan pulih dari trauma,” ujarnya.
Fadeli juga membawa tim pengajar yang ditugasi bercerita dengan boneka tangan untuk membantu memulihkan trauma anak-anak. Ia pun ikut menggunakan boneka tangan dan turut berinteraksi dengan anak-anak korban bencana.
Dalam kesempatan itu juga, anak-anak mendapat es krim berbagai rasa gratis. Pembagian es krim itu diharapkan bisa mengembalikan keceriaan mereka.
Sebelumnya, Pemkab Lamongan mengirimkan 39 truk bantuan ke Sulteng. Bantuan kemanusiaan dari Lamongan antara lain berisi 11.495 dus mi instan, 4.844 dus air mineral, 15,89 ton beras, 2.000 paket bahan kebutuhan pokok. Selain itu, dikirim juga perlengkapan bayi, pembalut bagi perempuan, dan makanan kalengan.
Kepolisian Resor Lamongan juga mengirim 662 kardus mi instan, 129 kardus air mineral, 471 karung pakaian layak pakai, 2 ton 75 kg beras, dan 30 kardus makanan dan minuman kaleng siap saji yang diangkut tiga truk. Kepala Polres Lamongan Ajun Komisaris Besar Feby Hutagalung menuturkan, bantuan itu digalang dari anggota dan keluarganya.