SOLO, KOMPAS — Setelah mengirimkan tim tanggap bencana ke Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang diguncang gempa beberapa waktu lalu, Universitas Sebelas Maret, Solo, kini mengirimkan tim tanggap bencana ke Palu, Sulawesi Tengah. Tim ini terdiri dari anggota SAR dan tenaga medis.
Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Ravik Karsidi di Solo, Jawa Tengah, Rabu (3/10/2018), mengemukakan, tim tanggap bencana yang dikirim ke Palu terdiri dari anggota SAR dan tenaga medis, antara lain dari SAR UNS, Fakultas Kedokteran (FK) UNS, dan Keluarga Alumni FK UNS. Dalam pengiriman tim tanggap bencana ini, UNS juga bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah dr Moewardi dan Rumah Sakit Ortopedi Prof Dr R Soeharso, Solo, serta Pemerintah Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Pengiriman tim tanggap bencana ini sebagai bentuk kepedulian UNS terhadap para korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulteng.
Koordinator Tim Tanggap Bencana UNS Hartono mengatakan, pada tahap pertama, tim tanggap bencana UNS yang dikirim ke Palu sejumlah tujuh orang. Mereka terdiri dari 4 anggota SAR UNS, 1 anggota Mahasiswa Pencinta Alam Vagus FK UNS, dan 2 dokter dari RSUD dr Moewardi, Solo. Tim telah diberangkatkan ke Palu, Selasa (2/10/2018).
Menurut Hartono, tim tanggap bencana yang dikirim pada tahap pertama bertugas membantu pencarian dan evakuasi korban. Selain itu juga membantu penyaluran bantuan bahan makanan serta obat-obatan. Tim ini juga ditugasi memetakan lokasi untuk pendirian posko tim gabungan UNS.
”Tim awal ini juga akan melakukan pencarian lokasi yang sesuai dengan kriteria UNS. Misalnya, kerusakan wilayah mencapai 90 persen dan belum terjamah bantuan, maka nanti kami berdirikan posko di wilayah tersebut,” katanya.
Hartono mengatakan, tim pertama yang dikirim juga akan mengidentifikasi kebutuhan utama para korban. Selanjutnya, tim tanggap bencana UNS di Solo akan mengirimkan bantuan sesuai kebutuhan para pengungsi, misalnya beras, tikar, dan selimut.
”Tim juga akan menyiapkan program pascaevakuasi, mulai dari trauma healing, sanitasi, pemenuhan air bersih, pembuatan sarana MCK, dan sebagainya yang dibutuhkan para korban,” kata Hartono yang juga Dekan Fakultas Kedokteran UNS ini.