UN-Habitat Mengapresiasi Pembangunan Kota Surabaya
Oleh
IQBAL BASYARI/AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — United Nations Human Settlements Programme atau UN-Habitat memberikan penghargaan Scroll of Honour 2018 kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada Senin (1/10/2018) di Nairobi, Kenya. Risma dinilai memiliki kontribusi luar biasa dalam pengembangan dan peningkatan kehidupan di perkotaan.
Selain Risma, organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani masalah permukiman penduduk dan isu urbanisasi itu juga memberikan penghargaan yang sama kepada lima tokoh, instansi, dan program.
Kelimanya adalah kota Xuzhu, Provinsi Jiangsu, China; program perencanaan nasional yang diterapkan pada agenda baru perkotaan di Kuba 2017-2036; Isaac ”Kaka” Muasa, Chairman Mathare Environmental Conservation Youth Group (MECYG) Kenya; serta Dr Mona A Serageldin (1938-2018), Wakil Presiden Institute for International Urban Development, Amerika Serikat.
Pembangunan inklusif di Surabaya memprioritaskan penduduk berpenghasilan rendah. Pemkot Surabaya memastikan mereka tidak semakin tertinggal akibat pembangunan.
Direktur Eksekutif UN-Habitat Maimunah Mohd Sharif menuturkan, Risma pantas mendapatkan penghargaan tertinggi itu karena telah berjasa dalam melayani warga Surabaya selama 20 tahun di Pemerintah Kota Surabaya. Selama menjabat Wali Kota Surabaya setelah terpilih pada Pilkada 2010 dan 2016, dia juga memiliki segudang penghargaan.
”Pembangunan inklusif di Surabaya memprioritaskan penduduk berpenghasilan rendah. Pemkot Surabaya memastikan mereka tidak semakin tertinggal akibat pembangunan,” ucapnya.
Berdasarkan data yang dirilis Pemkot Surabaya, daya beli masyarakat kelas bawah atau di bawah Rp 500.000 per kapita per bulan turun dari 34,35 persen pada 2010 menjadi 8,06 persen pada 2016. Mayoritas penduduk Surabaya sebesar 50,65 persen masuk kategori kelas menengah dengan pengeluaran Rp 500.000 hingga Rp 1,5 juta per kapita per bulan. Adapun masyarakat kelas atas dengan pengeluaran di atas Rp 1,5 juta sebanyak 41,29 persen.
Selain itu, lanjut Maimunah, Risma juga dinilai memiliki inovasi dalam program penghijauan kota dengan menambah taman kota. Taman-taman kota yang saat ini tersebar di 420 lokasi itu mampu mempercantik ”Kota Pahlawan” sekaligus mengurangi panas hingga 2 derajat celsius.
”Ibu Risma mampu memobilisasi masyarakat untuk mengurangi sampah sekaligus meningkatkan pengelolaan sampah, salah satunya melalui bank sampah di kampung-kampung. Pengurangan sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir itu bisa menghemat pengeluaran sehingga bisa digunakan untuk membangun infrastruktur di Surabaya,” tuturnya.
Risma berterima kasih kepada warga Surabaya yang telah berpartisipasi dalam membangun kotanya hingga nyaman untuk ditinggali. Dia berharap, Surabaya bisa terus lebih baik sehingga seluruh warga semakin nyaman tinggal di kota yang menjadi rumahnya sendiri.
”Luar biasa kontribusi warga terhadap kemajuan kota ini dan sangat mudah untuk diajak terlibat dalam melakukan perubahan. Sebab, warga bisa merasakan bahwa setiap pembangunan bermuara pada peningkatan kesejahteraan mereka,” lanjut Risma yang baru terpilih menjadi Presiden UCLG Asia Pasifik untuk periode 2018-2020.
Salah seorang warga Surabaya, Agus Wahyudi, menilai, perubahan di Surabaya dalam delapan tahun terakhir amat dirasakan warga. Suasana kota seluas 350 kilometer persegi itu terasa teduh karena pepohonan ditanam di sepanjang jalan. Jalur pejalan kaki juga membuatnya nyaman untuk berkeliling kota tanpa menggunakan kendaraan bermotor.
”Program Pahlawan Ekonomi di kota dengan penduduk 3 juta jiwa ini mampu meningkatkan kehidupan masyarakat kecil karena ibu rumah tangga dilatih berwirausaha tanpa meninggalkan perannya di rumah,” ucap Agus.