MALANG, KOMPAS - Tujuh atlet paralayang dalam dan luar negeri yang tengah berlomba dalam Festival Pesona Palu Nomoni di Palu, Sulawesi Tengah, belum diketahui kabarnya hingga Minggu (30/9/2018). Hotel Roa Roa Palu, tempat mereka semua menginap, nyaris rata dengan tanah akibat gempa bumi dan tsunami.
Tiga atlet berasal dari Jawa Timur, yaitu Ardi Kurniawan, Reza C Kambey, dan Fahmi Ruddo. Selain itu ada juga trio asal Sulawesi Utara, yaitu Petra Mandagi, Glen Mononutu, dan Franky Kowaas. Sedangkan seorang lainnya adalah atlet Korea Selatan yang lama menetap di Bali, Lee Dong-jin. Sebanyak 24 atlet lainnya dinyatakan selamat dan sudah dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing.
Taufik, atlet paralayang asal Batu, Jatim, yang ikut dalam ajang serupa tetapi berhasil selamat dari tragedi gempa bumi, mengatakan, rekan-rekannya tengah beristirahat di Hotel Roa Roa Palu saat gempa terjadi. Seusai gempa, ketiga atlet asal Jatim itu tak bisa lagi dihubungi.
”Kebetulan saya tinggal di hotel yang berbeda, di Borneo Guest House, berjarak sekitar 200 meter dari laut. Dari laut, Borneo Guest House terhalang jalan dan pusat perbelanjaan. Kami harap mereka ditemukan selamat,” katanya di Malang, Jatim, Minggu.
Harapan serupa disuarakan keluarga atlet asal Manado, Sulut. Pingkan Mandagi, kakak dari Petra Mandagi, menduga adiknya berada di Hotel Roa Roa seusai bertanding Jumat siang. Petra mengabarkan ikut nomor cross country yang berakhir tengah hari.
”Petra menelepon istrinya. Dia bilang akan kembali ke hotel setelah bertanding,” kata Pingkan.
Petra dan Frangky Kowaas dikenal sebagai atlet terjun payung berpengalaman dengan rekor penerjunan 1.000 kali. Sedangkan Glen Mononutu terbilang masih yunior.
Ulang tahun
Di kediaman Frangky di Ranotana, Manado, kecemasan juga terlihat. Selvie Sekeon, ibu mertua Frangky, mengatakan, nasib menantunya belum diketahui. Istri Frangky, Nanvie Tagah, sudah terbang ke Palu untuk mengecek keberadaan suaminya.
Selvie menuturkan, Frangky semestinya sudah berada di Manado untuk bersama keluarga merayakan ulang tahun anaknya. ”Frangky telepon ke istrinya akan pulang ke Manado hari ini,” ujarnya. Percakapan Frangky dengan Nanvie terjadi pada Kamis, sehari sebelum bencana gempa bumi.
Inyo Rumondor yakin Frangky berada di Hotel Roa Roa bersama tim paralayang Sulut saat bencana alam terjadi. Mereka menginap di lantai tujuh.
”Ketika itu ada atlet dari Malang mengajak makan di luar. Namun, Frangky menolak dengan alasan mau mandi,” katanya.
Jus Mononutu, ayah Glen Mononutu, juga masih terpukul saat menerima kabar Hotel Roa Roa roboh akibat gempa. Ia akan berangkat ke Palu untuk mencari anaknya yang hilang.