TEMANGGUNG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, akan mencanangkan satu hari khusus untuk minum kopi. Pencanangan ini akan dituangkan dalam surat edaran dan berlaku di instansi ataupun di kehidupan keseharian warga.
Bupati Temanggung M Al Khadziq mengatakan, pencanangan satu hari minum kopi ini dimaksudkan sebagai kampanye dan penguatan citra kopi di daerah penghasil.
”Kampanye ini tidak sekadar menunjukkan kopi menjadi komoditas unggulan Temanggung, tetapi juga ingin menunjukkan dengan kekuatan kopi nantinya Temanggung juga bisa menguasai dunia,” ujar Khadziq saat ditemui di sela-sela acara pembukaan Festival Kopi Temanggung Ke-4 di Gedung Pemuda, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (28/9/2018).
Dalam program sehari minum kopi itu, diharapkan konsumsi kopi masyarakat Kabupaten Temanggung akan meningkat. Peningkatan konsumsi kopi ini diharapkan juga dapat mendorong pelaku usaha dan petani kopi untuk meningkatkan produksi kopinya.
Kopi Temanggung sebenarnya sudah merambah pasar luar negeri. Namun, di tangan sebagian eksportir, kopi Temanggung biasa dicampur dengan kopi dari daerah lain. Mengacu pada kondisi itu, lanjut Khadziq, pihaknya akan berupaya melindungi pelaku usaha kopi dan menjamin keaslian kopi Temanggung dengan mengeluarkan regulasi agar hal tersebut tidak terus berulang.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kabupaten Temanggung Ronny Nurhastuti mengatakan, selama ini belum ada kegiatan ekspor yang langsung dilakukan eksportir di Kabupaten Temanggung.
”Untuk kebutuhan ekspor, kopi Temanggung biasanya harus terlebih dahulu dikirim ke daerah lain, seperti Dampit, Malang. Saat diekspor, kopi Temanggung pun biasanya dikemas dan dicampur dengan kopi produksi daerah lain,” ujarnya.
Oleh karena itu, Ronny mengatakan, pihaknya pun tidak memiliki data ekspor kopi Temanggung.
Pembelian langsung oleh pembeli dari luar negeri juga sering terjadi. Berdasarkan data yang dihimpun oleh dinas, penjualan langsung semacam itu pernah dilakukan petani kopi di Kecamatan Kledung dan Kandangan. Sebanyak 34 ton kopi robusta dan arabika dikirim langsung untuk pembeli di Korea Selatan secara bertahap, mulai dari 2012 hingga 2015.