Petani di Batu dan Malang Keluhkan Rendahnya Harga Bawang
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS-Petani di Batu dan Malang, Jawa Timur, mengeluhkan harga jual bawang merah yang saat ini anjlok. Harga bawang merah kualitas bagus dan besar hanya laku Rp 7.000-Rp 8.000 per kilogram. Sedangkan harga bawang kualitas jelek dan kecil Rp 4.000-Rp 5.000 per kilogram.
Beberapa petani di sentra bawang merah di Kota Batu dan Malang, Jumat (28/9/2018), mengatakan, banjir bawang merah menjadi penyebab turunnya harga. Banyak daerah kini panen raya bawang merah.
"Pedagang bawang enggan beli alasannya barang banyak. Sedang kondisi pasar sepi," ujar Sutikat (64), salah satu petani di Dusun Ukir, Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Batu, yang ditemui saat tengah menyortir bawang merah di sawah.
Sutikat memiliki lahan seperempat hektar dan bisa panen lebih dari dua ton bawang dalam sekali tanam. Bawang hasil panen biasa dijual ke Pasar Induk Karangploso, Malang. Terkadang bawang hasil panen juga dijual kepada pedagang yang datang.
Menurut Sutikat harga bawang kali ini jauh lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya harga masih di atas Rp 10.000 per kilogram, baik yang berkualitas bagus maupun jelek. Bahkan tiga tahun lalu sempat menyentuh Rp 24.000 per kilogram untuk yang bagus.
"Hasil panen sebelumnya, dua bulan lalu, juga masih tinggi sekitar Rp 7.000 per kilogram untuk yang jelek," kata Sutikat. Menurut Sutikat harga jual produksi tak sebanding dengan harga benih yang mencapai Rp 30.000 per kilogram.
Mengenai rendahnya harga bawang dibenarkan oleh Nadi (60-an) petani dari Dusun Krajan, Desa Torongrejo. Menurut Nadi kondisi cuaca kondusif dan sangat terik menyebabkan bawang bisa tumbuh optimal. Hal ini berdampak pada hasil panen melimpah sehingga harga turun.
Sementara itu harga jual di sentra bawang merah Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, rata-rata masih Rp 9.000-Rp 10.000 per kilogram untuk jenis batu ijo.
Yusuf, salah satu petani di Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, mengatakan, harga bawang jenis batu ijo yang ditanam oleh sebagian petani di daerah setempat masih lebih tinggi dari daerah lain karena dijual sebagai benih. Sebagian petani di Jawa Tengah, seperti Boyolali dan Magelang membutuhkan benih tersebut.
"Petani daerah sini kebanyakan membudidayakan bawang untuk benih, tidak dijual ke pasar untuk konsumsi. Bawang kami masih dibutuhkan sehingga harganya masih lebih tinggi," katanya.
Meski harga tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya, yang sempat di atas Rp 14.000 per kilogram, menurut Yusuf sebagian petani setempat saat ini masih untung karena hasil panen optimal. Cuaca setempat cukup mendukung untuk pertumbuhan bawang.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang Budiar Anwar membenarkan bahwa saat ini harga bawang sedang rendah. Penyebabnya, antara lain karena panen yang selalu bersamaan di banyak daerah dan keberhasilan bantuan benih bawang dari pusat ke daerah.
Menurut Budiar, agar fenomena jatuhnya harga komoditas tidak terjadi lagi, perlu ada strategi pengolahan pascapanen. Di Kabupaten Malang luas tanaman bawang merah mencapai 2.500 hektar dengan produktivitas 10-20 ton per hektar.